kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.164   36,00   0,22%
  • IDX 7.064   79,88   1,14%
  • KOMPAS100 1.055   14,74   1,42%
  • LQ45 829   12,41   1,52%
  • ISSI 214   1,45   0,68%
  • IDX30 423   6,94   1,67%
  • IDXHIDIV20 509   7,44   1,48%
  • IDX80 120   1,74   1,47%
  • IDXV30 125   0,49   0,40%
  • IDXQ30 141   1,96   1,41%

Luhut Klaim Proyek CCS/CCUS Menarik Minat Investor Asing


Rabu, 31 Juli 2024 / 22:52 WIB
Luhut Klaim Proyek CCS/CCUS Menarik Minat Investor Asing
ILUSTRASI. Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan usai pembukaan CCS Forum 2024.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan teknologi penangkap dan penyimpanan karbon alias carbon capture and storage (CCS) menarik minat investor asing.

Pasalnya, Indonesia memiliki potensi cadangan penyimpanan karbon hingga 630 gigaton (GT) dan CCS pun dapat memberikan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) yang signifikan, yaitu sekitar US$ 478 miliar dan membuka lebih dari 53.000 lapangan pekerjaan hingga 2050.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, investor asing tertarik membenamkan investasi untuk bisnis CCS di Indonesia. Investor tengah membidik penerapan CCS di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Banten.

Baca Juga: Pertamina NRE Jajaki Kerja Sama CCS dengan Produsen Baja Asia Senilai US$ 300 Juta

"Teknologi yang akan digunakan menyimpan emisis CO2 di PLTU Suralaya akan terpasang dalam baru siap 2027," kata Luhut dalam 2nd International & Indonesia Carbon Capture and Storage (IICCS) Forum 2024 di Jakarta, (31/7).

Luhut menuturkan bahwa Indonesia memiliki peran sentral dalam investasi teknologi CCS melalui berbagai proyek, di antaranya, proyek Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat dan di Cekungan Sunda-Asri, Jawa Barat.

"Ada peluang investasi senilai US$ 1,2 miliar. Kita lagi hitung berapa sih angka yang bisa didapat dari potensi CCS kita. Pasalnya, kita punya 630 gigaton kapasitas penyimpanan CO2," tutur Luhut.

Selain itu, Luhut menegaskan dirinya akan menjadi pemimpin mempercepat aturan turunan CCS yang dibutuhkan.

Baca Juga: Berpotensi Sumbang PDB US$ 478 Miliar, IPA Ungkap Urgensi Penerapan CCS di Indonesia

Sementara itu, Staf khusus Menteri ESDM Bidang Strategi Percepatan Penerapan Energi Transisi dan Pengembangan Infrastruktur Energi, Ego Syahrial mengatakan, Teknologi emisi low carbon yang inovatif seperti CCS dapat dipasang dalam kondisi tertentu untuk memanfaatkan bakar fosil dan memanfaatkan rencana kita untuk mengecepat reaksi emisi dalam transisi ke lingkungan yang lebih bersih.

"Sekarang ada 15 proyek CCS CCUS di Indonesia di berbagai kawasan. Dengan total sumber daya penyimpanan lebih dari 500 gigaton, kita percaya Indonesia memiliki kesempatan untuk mengembangkan CCS/CCUS perkembangan bisnis. Proyek yang berpotensi memiliki jangkauan yang mencapai target 2030," ungkap Ego.

Baca Juga: Aturan Turunan Carbon Capture Storage (CCS) Tengah Dikebut

Secara terpisah, Founder dan Advisor ReforMiner Institute, Pri Agung Rakhmanto menilai, langkah pemerintah untuk mempercepat aturan turunan CCS merupakan langkah yang baik agar dalam aturan turunannya disiapkan skema dan model bisnisnya di setiap sektor.

"Di PLTU misalnya, kan akan beda dg di hulu migas. Di hulu migas, agar djadikan bagian dari operasi kegiatan perminyakan. Di sektor lain, mestinya investasi ini dikategorikan sbg bagian dari upaya pencapaian NZE, sehingga ada insentif fiskal dan kemudahan non-fiskal yang bisa diberikan," ungkapnya kepada Kontan, Rabu (31/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×