Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto
"Dengan adanya support di fasilitas ini diharapkan dalam waktu 3 x 24 jam kebutuhan masyarakat terdampak bencana bisa dipenuhi, sehingga akan banyak nyawa yang bisa diselamatkan,” jelas Luhut.
Untuk menentukan lokasi pusat logistik tersebut, Menko Luhut mengaku akan melihat dari hasil studi lebih lanjut. "Kita akan lihat apakah nanti di Banjarmasin atau di Balikpapan, Medan, Surabaya, Makassar atau nanti di Papua Barat,” tambahnya.
Penelitian yang mendalam juga diperlukan dalam hal teknologi penanganan bencana. Untuk itu kerja sama dengan para ahli sangat dibutuhkan.
“Masukan juga kita minta dari Profesor Fumihiko Imamura dari Tohoku University Jepang,” ujar Luhut yang berdiskusi dengan profesor di bidang tsunami tersebut saat meninjau pesisir pantai di Teluk Palu yang tersapu tsunami.
Selain itu, para ahli dalam negeri juga dilibatkan dalam menyusun solusi jangka panjang lainnya.
“Setelah kami lihat, kita memerlukan satu studi yang lebih dalam lagi. Karena tidak mungkin dibangun lagi di beberapa tempat rumah penduduk karena struktur tanahnya amblas (sangat labil), jadi sekarang tim dari BPPT, LIPI, dan ITB dilibatkan di bawah kedeputian saya,” ungkap Menko Luhut.
Kajian mendalam di daerah pesisir, lanjut Menko sangat diperlukan karena garis pantai Indonesia panjangnya 108.000 km dan lebih 150 juta orang penduduknya hidup di pantai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News