Reporter: Grace Olivia | Editor: Tendi Mahadi
Sinyal The Fed cukup hawkish tersebut, lanjutnya, memang akan membawa ketidakpastian bagi pelaku pasar domestik dalam jangka pendek. Aliran keluar modal asing mungkin juga akan terlihat
Kendati begitu, Febrio memprediksi, perlambatan ekonomi AS yang signifikan akan tetap terlihat jelas meski data-data belakangan justru tampak membaik. Pada saat tanda-tanda perlambatan tersebut lebih nyata, investor akan kembali ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia/
Baca Juga: The Fed hawkish, harga emas masih bisa menuju US$ 1.500
“Apalagi dari segi perbandingan yield (yield differential) itu masih sangat besar antara obligasi AS dan Indonesia bertenor 10 tahun. Beberapa bulan terakhir juga modal yang masuk sudah banyak sekali jadi wajar kalau sekarang ambil untung dulu (keluar),” tutur Febrio.
Berdasarkan laporan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) kemarin, tercatat arus masuk modal per 26 Juli mencapai Rp 193,2 triliun, yang terdiri dari Rp 120,1 triliun ke pasar SBN dan Rp 72,1 triliun ke pasar saham.
Febrio meyakini, seiring kondisi pasar kembali tenang dan mulai menyesuaikan (priced in) dengan tren, arus masuk modal asing (capital inflow) akan kembali berlanjut ke Indonesia.
Baca Juga: The Fed memangkas suku bunga, ini proyeksi IHSG selanjutnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News