kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Long Covid-19 jadi ancaman serius bagi para penyintas


Senin, 25 Oktober 2021 / 09:00 WIB
Long Covid-19 jadi ancaman serius bagi para penyintas


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para penyintas Covid-19 hendaknya tak berleha-leha usai sembuh dari infeksi virus Corona. Sebab, sudah menjadi fenomena umum di mana para penyintas Covid-19 justru mengalami kondisi tidak normal pasca sembuh dari Covid-19 atau lebih dikenal dengan Long Covid-19.

Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman menyampaikan, fenomena long Covid-19 tampak seperti de javu yang terjadi saat wabah Sars tahun 2003 lalu. Sebab, beberapa penyintas Sars ternyata masih menyimpan gejala meski telah 10 tahun sembuh dari penyakit tersebut.

Saat ini, tak sedikit para penyintas Covid-19 mengalami gejala long Covid-19 yang bervariasi atau berbeda-beda pada tiap orang. Misalnya, mudah lelah, napas pendek, sesak napas, gangguan saraf, bahkan hipertensi, dan gejala lainnya.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 per 23 Oktober bertambah 1,63 juta dosis

“Data sejauh ini, sepertiga orang yang pulih dari Covid-19 bisa terkena long Covid-19. Lalu, 70% dari sepertiga itu terancam mengalami kerusakan pada salah satu organ tubuhnya,” ungkap Dicky, Minggu (24/10).

Bahkan, lanjut dia, di beberapa negara maju, para penyintas Covid-19 yang mengalami gejala long Covid-19 cukup akut akhirnya terdaftar sebagai penyandang disabilitas. Ini artinya, fenomena long Covid-19 tidak bisa dianggap remeh dan perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah.

Tidak mudah menangani para penyintas yang menderita long Covid-19, apalagi jika jumlahnya banyak. Maka dari itu, kembali lagi, pencegahan terhadap penularan Covid-19 harus selalu diutamakan.

Penerapan 3T dan 5M yang ketat dan konsisten harus selalu diterapkan. Kebijakan pembatasan kegiatan berapa pun levelnya juga tetap harus diterapkan selama pandemi Covid-19 masih menjadi ancaman bagi kehidupan manusia.

“Ke depan, pemerintah juga harus memiliki program rehabilitasi bagi para penyintas Covid-19,” tutup dia.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×