kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lolos sertifikasi, inilah sejarah pembuatan pesawat terbang N-219 Nurtanio


Selasa, 29 Desember 2020 / 08:03 WIB
Lolos sertifikasi, inilah sejarah pembuatan pesawat terbang N-219 Nurtanio
ILUSTRASI. Lolos sertifikasi, inilah sejarah pembuatan pesawat terbang N-219 Nurtanio. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/kye/18


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Indonesia kembali melahirkan pesawat terbang komersial yang laik beroperasi. Pesawat terbang N-219 Nurtanio akhirnya menyelesaikan rangkaian pengujian sertifikasi.

Pesawat terbang N-219 Nurtanio adalah transportasi udara buatan PT Dirgantara Indonesia (DI). Pesawat terbang N-219 Nurtanio tersebut telah resmi mendapatkan type certificate.

"Hasil pengujian DKPPU, pesawat N219 dinyatakan memenuhi CASR Part 23 (Airworthiness Standards for Aeroplanes in the Normal, Utility, Acrobatic or Commuter Category)," ujar Direktur Teknologi dan Pengembangan PT DI, Gita Amperiawan, dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (28/12/2020).

Menurut Gita, sertifikasi merupakan proses terpenting guna menjamin keamanan dan keselamatan. Selanjutnya, pesawat terbang yang diberi nama N-219 Nurtanio ini direncanakan masuk ke tahap komersialisasi pada 2021.

Baca juga: Akan dimulai tahun 2021, ini cara masyarakat mendapatkan vaksin Covid-19

Berikut perjalanan pesawat terbang N-219 Nurtanio hingga lolos sertifikasi.

Proses awal pembuatan pesawat terbang N-219 Nurtanio

Dikutip dari Harian Kompas, 18 Agustus 2017, gagasan pembuatan pesawat terbang N-219 Nurtanio sebenarnya sudah ada sejak 2006. Namun, proses perancangan pesawat terbang N-219 Nurtanio mulai dilakukan pada 2007 oleh sejumlah perekayasa yang masih tersisa di PT DI.

Saat itu, PT DI berada pada titik nadir, karena kondisi riset dan inovasi nasional belum membaik sejak krisis 1998. Akibat krisis itu juga, pengembangan pesawat buatan Indonesia pertama N250 yang berhasil terbang pada 1995 akhirnya terhenti.

Pada 2010, PT DI mulai mengembangkan pesawat terbang N-219, sebuah pesawat komuter berkapasitas 19 penumpang yang disesuaikan dengan kondisi geografis Indonesia. Pembuatan pesawat terbang N-219 Nurtanio diharapkan menggantikan pesawat perintis yang sebagian telah berumur.

Desain pesawat terbang N-219 Nurtanio mulai dibuat pada 2014 dan sejumlah komponen mulai diproduksi 2015. Berbeda dengan pengembangan N250 yang semua prosesnya dikerjakan PT DI, riset dan pengembangan pesawat terbang N-219 Nurtanio dilakukan Lapan.

Beriringan dengan produksi komponen, sertifikasi pun dilakukan Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan. Karena difokuskan untuk pasar Indonesia, sertifikasi pesawat terbang N-219 Nurtanio di dalam negeri dinilai cukup.

Sebab, berdasarkan pengalaman sertifikasi N250 melalui lembaga asing, sertifikasi jadi tantangan karena tidak bebas dari kepentingan politik dan bisnis. Wajar saja, di pasar global, ada dua pemain besar yang mendominasi bisnis pesawat terbang.

Spesifikasi pesawat terbang N-219 Nurtanio

Harian Kompas pada 26 Januari 2015 memberitakan, salah satu kunci penting pesawat terbang N-219 Nurtanio ada pada sistem aerodinamika dan avionik. Sistem aerodinamika pesawat terbang N-219 Nurtanio mirip pendahulunya, N250 dan CN235, yang dibuat tahun 1990-an.

Jauh lebih mudah ketimbang kompetitor yang mengandalkan desain tahun 1960-an. Itu memberi keunggulan meraih kecepatan minimal untuk daya angkat (stall speed) 59 knot. Stabil pada kecepatan rendah bisa memberi keuntungan saat pesawat harus bermanuver melintasi daerah sempit di antara tebing tinggi.

Aerodinamika perpaduan dari N250 dan CN235 juga memungkinkan pesawat terbang N-219 Nurtanio mendarat mulus meski landasannya rumput atau tanah sepanjang 500 meter.

Mesin pesawat terbang N-219 Nurtanio yang menggunakan produk Pratt & Whitney ini dirancang untuk tetap berkinerja baik pada daerah dengan tekanan udara rendah dan suhu tinggi. Meski termasuk mesin pesawat generasi lama, Pratt & Whitney dipilih karena lebih banyak teknisi yang memahaminya dan suku cadang banyak tersedia.

Pesawat itu didesain mampu menerbangi wilayah pedalaman Pegunungan Papua dengan ketinggian lebih dari 6.000 kaki atau 1.800 meter.

Baca juga: 25 Kelurahan di Jakarta dengan kasus Covid-19 aktif tertinggi, Cilandak Barat nomor 1

Uji terbang pesawat terbang N-219 Nurtanio

Pada 2017, pesawat terbang N-219 Nurtanio berhasil menjalani penerbangan perdana dari landasan pacu Bandara Udara Internasional Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat. Pesawat terbang N-219 Nurtanio berhasil terbang selama 30 menit pada ketinggian hingga 8.000 kaki atau sekitar 2.400 meter di atas kawasan Batujajar dan Waduk Saguling, Bandung Barat.

Melihat keberhasilan pesawat terbang N-219 Nurtanio itu, sebagian karyawan berteriak haru, berkaca-kaca, berpelukan bahagia, dan sujud syukur. Rencana uji terbang pesawat terbang N-219 Nurtanio tersebut sebenarnya dilakukan pada 2016, tetapi proses sertifikasi yang ketat membuat rencana itu mundur dan baru terlaksana pada 2017.

Hingga saat ini, prototipe pesawat terbang N-219 Nurtanio pertama telah melalui 275 jam terbang, sementara prototipe kedua sekitar 170 jam.

Produksi awal pesawar N219 akan dibuat empat unit per tahun dengan menggunakan kapasitas produksi yang tersedia saat ini. PTDI akan menambah fasilitas produksi dengan sistem modern pada bagian produksi.

Sehingga, secara bertahap kemampuan untuk memproduksi pesawat terbang N-219 Nurtanio terus meningkat sesuai kebutuhan pasar. Pesawat terbang N-219 Nurtanio nantinya terdiri dari beberapa versi.

Salah satunya, amphibi yang dapat lepas landas di permukaan air selain di bandara biasa. Dengan inovasi transportasi udara tersebut, pada masa mendatang terbuka kemungkinan dicapainya semua tujuan destinasi pariwisata laut di Tanah Air dengan cepat menggunakan pesawat terbang N-219 Nurtanio jenis amphibi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lolos Sertifikasi, Ini Perjalanan Panjang Pembuatan Pesawat N219"


Penulis : Ahmad Naufal Dzulfaroh
Editor : Jihad Akbar

Selanjutnya: Pesawat terbang N-219 Nurtanio buatan anak bangsa lolos uji, ini kemampuannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×