kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.490.000   -5.000   -0,33%
  • USD/IDR 15.565   20,00   0,13%
  • IDX 7.560   39,05   0,52%
  • KOMPAS100 1.173   4,74   0,41%
  • LQ45 938   4,49   0,48%
  • ISSI 228   1,12   0,49%
  • IDX30 481   1,52   0,32%
  • IDXHIDIV20 577   -0,47   -0,08%
  • IDX80 134   0,48   0,36%
  • IDXV30 141   -0,93   -0,66%
  • IDXQ30 160   -0,35   -0,22%

Literasi Keuangan Meningkat, Kekuatan Baru Kelas Menengah Menuju Ketahanan Finansial


Senin, 14 Oktober 2024 / 20:42 WIB
Literasi Keuangan Meningkat, Kekuatan Baru Kelas Menengah Menuju Ketahanan Finansial
ILUSTRASI. BPS sebut jumlah penduduk kelas menengah mengalami penurunan signifikan dari 57,33 juta pada 2019 menjadi 47,85 juta pada 2024. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tantangan ekonomi yang melanda, pentingnya literasi keuangan semakin disorot oleh para ahli untuk membantu kelas menengah Indonesia menghadapi tekanan ekonomi.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, jumlah penduduk kelas menengah mengalami penurunan signifikan dari 57,33 juta pada 2019 menjadi 47,85 juta pada 2024.

Sementara itu, kelompok 'calon kelas menengah' yang rentan jatuh ke kemiskinan bertambah mencapai 137,5 juta jiwa.

Baca Juga: Tren Fenomena Makan Tabungan, Bank Mandiri Klaim Saldo Tabungan Nasabah Masih Tumbuh

Literasi keuangan dan investasi menjadi langkah strategis penting dalam memperkuat ketahanan ekonomi kelas menengah.

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda menyoroti sejumlah tantangan, termasuk kebijakan pemerintah yang kurang berpihak pada pertumbuhan kelas menengah.

“Kelas menengah saat ini terhimpit akibat kenaikan tarif PPN, harga BBM, dan inflasi, sehingga daya beli mereka melemah,” ungkap Huda dalam keterangannya, Senin (14/10).

Menurutnya, meskipun kelas menengah tidak jatuh ke kemiskinan, banyak yang bergeser ke kelompok rentan miskin.

Huda juga menilai bahwa selama pandemi COVID-19, banyak bantuan sosial yang diterima oleh masyarakat miskin, sementara kelas menengah harus berjuang dengan penurunan pendapatan.

Baca Juga: Fenomena Makan Tabungan Bikin Saldo Nasabah Mini di Bank BTN Berkurang

"Pertumbuhan pendapatan masyarakat kelas menengah hanya sekitar 1,5%, jauh di bawah laju kenaikan harga barang," tambahnya.

Hal ini memaksa sebagian besar kelas menengah untuk menggunakan tabungan mereka demi menjaga pola konsumsi yang stabil.

Selain itu, Huda juga menekankan pentingnya literasi keuangan dan investasi bagi masyarakat, terutama di tengah meningkatnya minat terhadap investasi.

“Meski minat investasi meningkat, banyak masyarakat yang masih terjebak pada iming-iming keuntungan besar tanpa memahami risiko yang ada,” ujar Huda.

Dia menambahkan bahwa pemahaman yang lebih baik mengenai dasar-dasar investasi akan membantu masyarakat membuat keputusan finansial yang bijak dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.

Baca Juga: Tabungan Susut, Fenomena Makan Tabungan masih terjadi di Kelas Menengah ke Bawah

Peningkatan literasi keuangan yang signifikan menjadi angin segar di tengah tantangan yang ada. Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi keuangan Indonesia melonjak dari 38,03% pada 2019 menjadi 65,43% pada 2024.

Benny Sufami, Co-Founder Tumbuh Makna menyebutkan bahwa pertumbuhan literasi ini memberi peluang besar bagi kelas menengah untuk lebih cerdas dalam mengelola keuangan mereka.

“Peningkatan literasi ini memberi kita harapan. Sekarang, masyarakat kelas menengah memiliki lebih banyak pengetahuan untuk mengelola keuangan dengan baik,” ujar Benny.

Ia juga menekankan pentingnya berhati-hati dalam memilih instrumen investasi, terutama di tengah fluktuasi inflasi. Investasi seperti obligasi ritel dinilai dapat menjadi pilihan yang aman dan menguntungkan bagi kelas menengah.

Baca Juga: 4 Tanda Utama Seseorang Termasuk dalam Warga Kelas Bawah Tanpa Menyadarinya

Keberhasilan peningkatan literasi keuangan ini diharapkan dapat membantu kelas menengah Indonesia menciptakan ketahanan finansial yang lebih baik di masa depan.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang investasi, kelas menengah dapat mempertahankan daya beli mereka meskipun ekonomi mengalami gejolak.

Benny juga optimis bahwa dengan adanya pemangkasan suku bunga pada 2025, kelas menengah akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.

Dengan literasi keuangan yang semakin kuat, kelas menengah Indonesia tidak hanya dapat bertahan, tetapi juga maju, menciptakan kesejahteraan yang lebih baik di masa depan.

Selanjutnya: Smelter Freeport Indonesia di Gresik Terbakar, PTFI: Tidak Ada Korban Jiwa

Menarik Dibaca: Clarte Jewellery Gelar Pameran Perhiasan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×