kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Listrik masih byar pet, Google ogah bangun pusat data di Indonesia


Kamis, 18 Agustus 2011 / 10:41 WIB
Listrik masih byar pet, Google ogah bangun pusat data di Indonesia
ILUSTRASI. November 2020, ini pilihan harga mobil di bawah Rp 150 juta


Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can


JAKARTA. Niat Google Inc. berinvestasi di Indonesia rupanya terhambat berbagai masalah. Salah satunya soal pasokan listrik.

Perusahaan raksasa mesin pencari ini mengkhawatirkan kestabilan pasokan listrik. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan mengatakan, Google cemas listrik Indonesia yang sering byar pet.

Menurut Gita, listrik yang sering byar pet ini bisa mengganggu keamanan data Google. "Karena itu mereka tak ingin membangun pusat data di Indonesia seperti yang diminta pemerintah," kata Gita, Kamis (18/8).

Selain itu, Gita mengatakan, Google juga menemui kendala soal pendapatan iklan. Dia bilang, Google ingin ada kejelasan bagaimana sebuah perusahaan asing bisa menjaring pendapatan iklan lewat internet atau portal. Maklum, perusahaan berbasis di Mountain View, California, ini merupakan perusahaan iklan online terbesar.

Gita sendiri optimis kendala investasi yang dihadapi perusahaan ini bisa segera teratasi. "Kami segera selesaikan dan terus melakukan pembicaraan," tegasnya.

Mengenai nilai investasinya, Gita belum merinci. Tapi, lanjutnya, Google sempat mengungkapkan nilai investasinya di Indonesia akan lebih besar ketimbang negara lain seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. "Saya tidak tahu itu US$ 100 juta, US$ 200 juta atau US$ 1.000 juta, tapi yang jelas mereka akan investasi lebih besar," tegasnya.

Direktur Investasi Deregulasi BKPM Indra Darmawan sebelumnya mengungkapkan, ada dua hal masih dikonfirmasi pihak Google kepada Indonesia. Dua hal itu yakni regulasi di bidang periklanan online dan keamanan pusat data.

Menurutnya, Indonesia belum memiliki peraturan yang jelas soal iklan di media online. "Google meminta kejelasan apakah bisa men-generat revenue dari periklanan. Sebab di periklanan online masih belum jelas aturannya," katanya.

Indra mengakui, transaksi internet memang sulit diatur segara rigid. Namun, dia berjanji akan terus mencari solusi bagi investasi perusahaan asal Amerika Serikat ini.

Keinginan Google berinvestasi di Indonesia telah disampaikan kepada Wakil Presiden Boediono. Petinggi Google Eric Schmidt telah membicarakan masalah investasi ini dengan Boedino beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×