Reporter: Ferry Hidayat | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pesimistis peluang koalisi antar partai Islam dapat tercapai di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Menurut peneliti senior LIPI, Syamsudin Haris, secara historis koalisi partai Islam memang pernah terjadi. Namun saat ini harapan tersebut sulit diwujudkan, sebab minimnya representasi tokoh dari golongan ini menjadi faktor utamanya.
"Koalisi itu (Partai Islam) banyak gagal ketimbang berhasilnya, dulu pada paska pemilu 1999, jelang Pilpres di MPR, muncul poros tengah, itu kan koalisi parpol Islam. Memang berhasil memperjuangkan Gus Dur sebagai Presiden, tapi kan yang jatuhkan dia poros tengah. Koalisi parpol Islam dalam Pemilu 2014, itu hambatan utamanya tidak punya tokoh," katanya di Gedung LIPI, Jakarta (25/11).
Syamsudin menambahkan, nama Mahfud MD memang dapat menjadi representasi dari Partai Islam, tetapi langkah mantan ketua MK tersebut tampaknya tidak akan mulus.
"Mahfud memang bisa, tapi pertanyaannya apakah pemimpin Parpol Islam lain legowo mendukungnya?," ujarnya
Selain itu, Syamsudin melihat basis dukungan terhadap Partai Islam tampaknya tidak akan mencapai hasil maksimal dalam pemilu 2014.
"Mengacu Pemilu 1999 sampai 2009, segmen pemilih parpol Islam kurang lebih 30 persen. Jadi, koalisi parpol Islam pun tidak signifikan dalam bersaing di Pilpres, berkoalisi sih bagus saja. Cuma kalau mengandalkan pada basis parpol Islam, saya tidak yakin bisa bersaing dalam Pilpres," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News