Reporter: Ferry Hidayat | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) belum menentukan sikap adanya wacana koalisi partai Islam dalam pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. "Kalau Pilpres harus ada pembicaraan lebih tajam, karena ada presidential threshold dan dikaitkan dengan parliamentary threshold," kata anggota Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid saat dihubungi di Jakarta (12/11).
Hidayat mengatakan wacana koalisi capres dari partai Islam sebaiknya tidak ditentukan sekarang, sebab dia khawatir akan terjadi perbedaan nantinya.
"Kalau dari sekarang dipaksakan calon tertentu, tapi akhirnya hasilnya jeblok? bagaimana mau melanjutkan itu? atau sekarang tidak diterima jadi capres, tapi nanti partainya paling tinggi dalam Pileg (pemilu legislatif)?," imbuhnya.
Alih-alih menyambut tawaran untuk koalisi dalam Pilpres 2014, Hidayat justru menyarankan supaya koalisi Pileg harus lebih diutamakan terlebih dahulu oleh partai Islam, hal ini, kata Hidayat untuk mendorong umat supaya tidak apatis dalam Pemilu.
"Karena itu, agenda pertamanya jangan Pilpres, tapi satu kan langkah menyatukan umat agar umat percaya masih ada sarana memperjuangkan kepentingan mereka," tandasnya.
Sebelumnya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengajak sejumlah partai berideologi Islam untuk membuka pintu koalisi di pemilihan Presiden (pilpres) 2014.
"Kita ingin memilih pemimpin yang bisa diterima umat, sebenarnya partai-partai Islam itu pecahan dari PPP, jadi kita cuma ajak kembali ke rumah besar umat Islam saja," kata Ketua DPP PPP, Dimyati Natakusumah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News