Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi melakukan pelepasan ekspor senilai Rp 35,03 triliun atau setara US$ 2,44 miliar. Dalam pelepasan ekspor ini, Lutfi menegaskan bahwa ekonomi nasional mulai pulih. Momentum ini harus terus dijaga secara serius agar perekonomian Indonesia bisa lebih cepat bangkit dan tumbuh.
Ia menyebut, pelepasan ekspor ini merupakan kolaborasi dan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan para pelaku usaha untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional, serta meningkatkan kinerja ekspor nasional.
"Saya berharap pelepasan ekspor ini dapat memotivasi kalangan dunia usaha untuk terus mempertahankan dan memperluas pasar ekspornya,” ujar Lutf dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/12).
Lutfi memimpin pelepasan ekspor ini dalam acara "Pelepasan Ekspor Akhir Tahun 2021" yang dilaksanakan secara hibrida yang diikuti 278 eksportir dari 62 kabupaten/kota di 26 provinsi, Kamis (23/12), dengan lokus utama di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Karawang International Industrial City, Jawa Barat.
Pemerintah, kata Lutfi, didorong untuk fokus pada peningkatan kinerja ekspor dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional. Menurutnya, secara simultan, pertumbuhan ekspor yang signifikan juga akan mendorong inovasi dan peningkatan kualitas industri dalam negeri. Kedua hal ini merupakan fondasi utama untuk memulihkan ekonomi nasional dan mewujudkan cita-cita Indonesia Maju 2045.
Baca Juga: Implementasi IK-CEPA ditargetkan tahun depan, Mendag beberkan keuntungannya
Lutfi menyampaikan, Kementerian Perdagangan sering bertemu dan berdiskusi dengan eksportir. "Kami selalu motivasi para pelaku usaha untuk berani mengeksplorasi peluang pasar baru di kawasan emerging markets dan pasar nontradisional. Terlebih dengan adanya ketidakpastian di negara-negara pesaing, kita justru dapat memanfaatkan potensi ekspor yang selama ini belum dioptimalkan seperti Afrika, Asia Selatan, Asia Barat, Eropa Timur dan negara-negara di kawasan Oseania,” ujar Lutfi.
Hadir dalam kesempatan pelepasa ekspor akhir tahu ini antara lain Wakil Menteri Perdagangan RI Jerry Sambuaga, Gubernur Riau Syamsuar, Wakil Gubernur Bangka Belitung Abdul Fatah, Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana. Kemudian Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Walikota Salatiga Yuliyanto, Walikota Semarang Hendrar Prihadi, dan Wakil Bupati Boyolali Wahyu Irawan.
Sedangkan dari kalangan pengusaha dan asosiasi turut hadir Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Warih Andang Tjahjono, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Widjaja Kamdani, serta perwakilan dari Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).
Secara keseluruhan, terdapat 26 provinsi yang mendukung acara Pelepasan Ekspor Akhir Tahun 2021. Adapun provinsi tersebut yaitu Sumatra Barat, Kepulauan Riau, Riau, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur.
Secara kumulatif, kinerja ekspor Indonesia pada Januari—November 2021 mencapai US$ 209,16 miliar atau naik 42,62% dibanding periode yang sama tahun 2020. Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia bulan November 2021 mengalami surplus US$ 3,51 miliar yang sekaligus melanjutkan tren surplus secara beruntun sejak Mei 2020, dan tercatat sebagai nilai ekspor bulanan tertinggi sepanjang sejarah.
Produk ekspor nonmigas dari Indonesia yang menerima permintaan tertinggi di pasar dunia meliputi lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral, besi dan baja, mesin dan perlengkapan elektrik beserta bagiannya, serta karet dan produk karet. Sedangkan lima negara yang menjadi pasar tujuan ekspor terbesar adalah Tiongkok (US$ 46 miliar); Amerika Serikat (US$ 23,13 miliar), Jepang (US$ 15,18 miliar), India (US$ 11,87 miliar) dan Malaysia (US$ 9,66 miliar).
Baca Juga: Menteri Perdagangan Usul Subsidi Minyak Goreng dengan Dana BPDP KS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News