Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Salah satu delegasi Thailand, Artificial Intelligence Specialist, Korakot Chaovavanich menilai kemitraan pemerintah dan swasta menjadi kunci kesuksesan program inovatif ini.
"Saya senang dengan bagaimana platform ini bekerja," ucapnya.
Dalam studi banding ini, delegasi EEF mendapatkan presentasi berbagai materi selama dua hari, seperti teknologi, operasional, ekosistem, monitoring dan evaluasi, serta penganggaran.
Setelah sesi di kantor Prakerja, di hari ketiga delegasi juga berkesempatan mengunjungi beberapa mitra Prakerja seperti lembaga pelatihan Skill Academy, digital platform Kariermu, dan mitra pembayaran DANA.
Co-Founder & Chief Operating Officer (COO) Ruangguru, Iman Usman mengatakan EEF datang untuk belajar bagaimana menerapkan konsep pembelajaran sepanjang hidup atau lifelong learning seperti yang digaungkan oleh UNESCO melalui Pemerintah Indonesia dan Prakerja.
Baca Juga: Arkademi Optimistis Turut Bantu 130 Juta Angkatan Kerja Tingkatkan Daya Saing
"Mereka datang untuk belajar bagaimana mengembangkan konten, produksinya seperti apa, pengaplikasian sistem hingga tentang kerja sama dengan pemerintah," tuturnya.
Ia menambahkan yang juga menjadi perhatian EEF adalah bagaimana meningkatkan keterampilan angkatan kerja.
"Sebenarnya isu skilling itu tidak hanya di Indonesia saja, tapi ternyata di Thailand juga. Ini menarik, justru mereka belajar banyak dari kita bagaimana kita mengembangkan program skilling, mereka cukup terbuka untuk belajar tidak hanya sekedar berkunjung," ucapnya.
Kunjungan EEF Thailand itu menjadi suatu kebanggaan buat Indonesia, di mana Program Kartu Prakerja memberikan inspirasi serta peluang replikasi di negara lain untuk dikembangkan.
"Buat kita kunjungan ini menyenangkan karena negara lain melihat apa yang kita lakukan, mereka melihat mungkin ada peluang replikasi di konteks mereka. Apabila mereka melakukan lebih baik lagi, itu juga jadi kebanggaan buat kita," ujar Direktur Pemantauan dan Evaluasi Prakerja Cahyo Prihadi.