kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lebih rendah dari Februari, ekonom ini perkirakan inflasi Maret 2020 sebesar 0,15%


Senin, 30 Maret 2020 / 14:38 WIB
Lebih rendah dari Februari, ekonom ini perkirakan inflasi Maret 2020 sebesar 0,15%
ILUSTRASI. Warga membeli kebutuhan bahan pangan di Pasar Palmerah.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI memprediksi inflasi pada bulan Maret 2020 akan lebih rendah dari bulan Februari 2020.

Peneliti senior IKS Eric Sugandi memperkirakan inflasi Maret sebesar 0,15% secara bulanan (month on month) atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,28% mom. Sementara secara tahunan, inflasi Maret diprediksi akan sebesar 3,03%.

Baca Juga: Inflasi bulan Maret 2020 diprediksi lebih rendah

"Walaupun wabah Covid-19 mulai terjadi di Indonesia, tekanan inflasi di bulan Maret 2020 relatif rendah, terutama karena pasokan bahan makanan relatif terjaga dan beberapa daerah di Indonesia mulai memasuki musim panen padi," ujar Eric kepada Kontan.co.id, Senin (30/3).

Eric juga melihat bahwa tekanan inflasi di bulan ini berasal dari kenaikan beberapa harga komoditas, seperti emas perhiasan, telur, gula pasir serta bawang merah.

Eric menyarankan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk menjaga tekanan inflasi ke depan. Apalagi, di tengah pandemik Covid-19.

Menurutnya, pemerintah wajib menjaga ketersediaan pasokan barang dan jasa, khususnya terkait pangan dan sembilan bahan pokok (sembako).

Ini juga dibarengi dengan menjaga pendapatan masyarakat. Salah satunya, dengan bila mengimpor bahan pangan, lebih baik tidak mengimpor bahan pangan yang produknya sedang panen di dalam negeri.

"Misalnya padi atau garam. Karena ini akan berdampak negatif pada pendapatan petani dalam negeri," tambah Eric.

Pemerintah juga diimbau untuk tidak menaikkan harga barang yang ditentukan oleh pemerintah (administered prices) seperti tarif dasar listrik, tiket kereta api, dan lain-lain. Namun, Eric yakin bahwa pemerintah juga tidak akan menaikkan harga barang dalam kategori ini di tengah situasi ini.

Selanjutnya, Bulog juga mesti aktif untuk melakukan operasi pasar guna mencegah kelangkaan ketersediaan pangan. Kerjasama antara Bulog dengan pemerintah daerah dan instansi lain juga harus berjalan dengan baik.

Sementara dari sisi bank sentral, menjaga inflasi bisa dilakukan dengan tetap menjaga stabilitas nilai tukar rupiah untuk tidak melemah terlalu drastis agar tekanan imported inflation bisa terkendali.

Baca Juga: Proyeksi BI: Inflasi bulan Maret lebih rendah dari Februari

"Bila rupiah melemah terlalu drastis, biaya produksi akan naik dan akhirnya dibebankan ke konsumen. Apalagi banyak industri kita yang pakai bahan baku dan barang modal yang diimpor," katanya.

Hingga akhir tahun, Eric memprediksi inflasi akan sebesar 3,4% yoy dengan rata-rata inflasi dalam setahun sebesar 3,1% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×