Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lebih dari 1.500 pelaku bisnis dari sekitar 35 negara akan hadir dalam konferensi minyak sawit di Nusa Dua, Bali pada 2-4 November. Acara bertajuk Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) yang diselenggarakan oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) ini merupakan konferensi tahunan minyak sawit terbesar dunia.
“Hingga sepekan sebelum penyelenggaraan acara, lebih dari 1.500 pelaku bisnis dari 35 negara akan hadir dalam kegiatan konferensi dan ekhibisi minyak sawit IPOC 2022 and 2023 Price Outlook,” kata Mona Surya, Chairperson IPOC 2022, dalam keterangan tertulis, Jumat (28/10).
Mona mengatakan, setelah dua tahun diselenggarakan secara online karena pandemi Covid-19, IPOC ke-18 kembali digelar offline. Dimana salah satu topik diskusi konferensi tersebut ialah membahas outlook harga crude palm oil (CPO) tahun 2023.
"Selain isu-isu global, IPOC juga akan mendiskusikan dinamika sektor kelapa sawit Indonesia sepanjang tahun 2022. Tentu saja kebijakan minyak sawit dalam negeri ini juga akan berpengaruh terhadap permintaan dan penawaran minyak sawit dalam pasar minyak nabati global,” kata Mona.
Baca Juga: Penasehat Hukum Kekeuh Sebut Tidak ada Kerugian dalam Kasus Korupsi Izin Ekspor CPO
Mona mengatakan, konferensi sendiri diikuti lebih dari 1.200 peserta, sedangkan ratusan lainnya yang hadir adalah para exhibitor dan pengunjung pameran.
Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono mengatakan, IPOC 2022 adalah acara yang sangat strategis untuk menganalisis kondisi pasar minyak nabati global tahun depan. Terlebih ketidakseimbangan pasokan dan permintaan pada pasar minyak nabati dunia belum normal sebagai dampak perang Rusia dengan Ukraina.
“Tentu saja kita prihatin dengan situasi geopolitik di daratan Eropa dan semoga perang segera usai. Dalam situasi ketidakpastian ini, komoditas minyak sawit menjadi penyelamat dalam menjaga stabilitas keamanan pangan global,” kata Joko.
Situasi geopolitik di Eropa saat ini akan menjadi bahasan pada hari pertama konferensi IPOC. Hadir sebagai pembicara pada sesi hari pertama antara lain Andri Hadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Belgia, Luxemburg, dan Uni Eropa, Prof Pietro Paganini dari John Cabot University Roma, dan Khor Yu Leng ekonom Singapura.
Pada sesi hari kedua IPOC, para pakar komoditas global seperti James Fry dari LMC International dan Thomas Mielke dari Oil World akan mengulas faktor-faktor yang akan mempengaruhi supply and demand dalam pasar minyak nabati dunia. Selain James Fry and Thomas Mielke, pakar komoditas yang juga akan menyampaikan analisisnya antara lain Nagaraj Meda dan Dorab Mistry.
Baca Juga: Faktor Ini yang Diduga Jadi Penyebab Kelangkaan Minyak Goreng Beberapa Waktu Lalu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News