kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lampu kuning untuk utang luar negeri Indonesia


Rabu, 20 Agustus 2014 / 19:29 WIB
Lampu kuning untuk utang luar negeri Indonesia
ILUSTRASI. Nonton Anime Tondemo Skill de Isekai Hourou Meshi Episode 9 & Link Subtitle Indonesia


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat data terbaru rasio utang luar negeri (ULN) Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II naik menjadi 33,86%. Sebelumnya pada triwulan pertama 2014, rasio utang Indonesia adalah 32,33% dari PDB.

Bila melihat rasio pembayaran utang dibanding pendapatan eskpor atau yang dikenal dengan debt service ratio (DER) juga mengalami peningkatan. Triwulan I 2014 sebesar 46,42% lalu naik menjadi 48,28% pada triwulan II.

Sama seperti periode sebelumnya, utang swasta kembali menjadi penyebab peningkatan rasio utang. Posisi utang swasta pada bulan Juni mencapai US$ 153,22 miliar atau naik 0,76% dari posisi bulan sebelumnya US$ 152,07 miliar. Utang pemerintah sendiri pada bulan Juni turun 0,78% menjadi US$ 122,19 miliar. 

Kepala Ekonom BII Juniman mengatakan posisi utang luar negeri Indonesia saat ini sudah lampu kuning dan perlu diwaspadai. Persentase utang di bawah 30% terhadap PDB ataupun DER masih lampu hijau. Namun, menurut Juniman, ketika sudah di atas 30% sudah tanda bahaya.

Dirinya menjelaskan kondisi saat ini di pasar domestik adalah likuiditas ketat. Hal ini sebagai akibat kenaikan suku bunga dan tekanan terhadap rupiah. Perusahaan swasta pun mencari utang dari perbankan luar negeri. Di sisi lain, dengan adanya injeksi likuiditas dari negara maju dan rendahnya suku bunga yang diberikan menyebabkan maraknya swasta berutang ke luar. 

Menurut Juniman, pemerintah bersama BI harus segera mengeluarkan aturan pengendalian utang. Baik aturan hedging ataupun Debt Equity Ratio (DER) perlu dibuat aturan yang jelas dan mempunyai landasan hukum yang berlaku. "Bukan hanya dibahas terus. Jangan sampai utang kita masuk ke rasio 60%," ujar Juniman ketika dihubungi KONTAN, Rabu (20/8).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×