Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah masih terus mewaspadai adanya ancaman perekonomian global yang tidak menentu. Hal ini dikhawatirkan bisa berimbas pada perekonomian dalam negeri.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan sejumlah ancaman global tersebut. Diantaranya, geopolitik Rusia dan Ukraina yang tak kunjung usai. Sementara itu, konflik di Timur Tengah semakin memanas, yakni ketegangan Israel dan Palestina masih berjalan ditambah adanya serangan Iran terhadap Israel.
Disamping itu, Airlangga juga menyebut pertumbuhan ekonomi di Eropa masih rendah, dan paling dikhawatirkan adalah gerakan ekstrem kanan di Eropa bangkit.
“Kita lihat Belanda kanan, Prancis juga sebentar lagi pemilu, kemungkinan juga kanan. Jerman juga ekonominya tidak baik-baik saja, mungkin akan lari ke kanan. Nah gerakan ini yang harus kita waspadai,” tutur Airlangga dalam seminar ekonomi yang diselenggarakan di Kolese Kanisius, Jakarta, Sabtu (11/5).
Baca Juga: Pemerintahan Jokowi Diminta Fokus Selesaikan Masalah Sosial Ekonomi Disisa Jabatan
Meski begitu, ia meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh resilien. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2024 yang tumbuh sebesar 5,11%, lebih tinggi dari kuartal IV 2023 yang sebesar 5,04%.
Airlangga menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2024 disokong oleh momentum Ramadan dan Lebaran 2024, juga adanya gelarang pemilu 2024, yang akhirnya meningkatkan konsumsi domestik.
Di samping itu, PMI Manufaktur Indonesia pada April 2024 mencapai 52,9. Angka tersebut lebih baik dari China yang mencapai 51,4, Korea Selatan yang mencapai 49,4, dan Malaysia yang mencapai 49.
Kata Airlangga, kuatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia ini tercermin dari meningkatnya jumlah tenaga kerja baru, yang turut menurunkan angka pengangguran.
Ia mencatat, pada Februari 2024, jumlah penduduk yang bekerja mencapai 142,18 juta jiwa, atau meningkat sebesar 3,5 juta jika dibandingkan dengan Februari 2023 yang sebesar 138,63 juta jiwa.
Sementara itu, jumlah pengangguran dalam negeri saat ini mencapai 7,2 juta jiwa atau turun sekitar 800 ribu jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni sebesar 7,99 juta jiwa.
Kemudian tingkat persentase pekerja formal domestik ikut meningkat jadi 40,83%. Angka ini tercatat naik sekitar 0,95% dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di kisaran 39,88%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News