kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

KSAL: Idealnya Indonesia punya 12 kapal selam


Selasa, 23 Desember 2014 / 22:31 WIB
KSAL: Idealnya Indonesia punya 12 kapal selam
ILUSTRASI. Manfaat Temulawak yang Baik untuk Kesehatan


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Indonesia sebagai wilayah kepulauan harus memiliki armada tempur yang mumpuni demi menjaga kedaulatan wilayahnya.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Marsetio mengatakan, idealnya TNI AL memiliki 12 kapal selam.

"Kami memiliki dua kapal selam buatan Jerman tahun 1980. Berapa minimal jumlah kapal salam di Indonesia? Dengan luas laut dan pulau yang ada di Indonesia, kita minimal mengamankan keutuhan NKRI itu 12 kapal selam," kata Marsetio dalam konferensi pers penutupan Rapim TNI 2014 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (23/12).

Menurutnya, TNI AL akan membeli tiga buah kapal selam, dua kapal selam dibangun utuh dari Korea Selatan, sedangkan untuk satu kapal akan dirakit di Indonesia oleh PT PAL dan Galangan dengan produsen kapal selam Korea Selatan.

Jenderal bintang empat itu mengatakan, untuk membuat satu kapal selam dibutuhkan waktu yang cukup lama, untuk pesanan dua kapal tersebut akan dikirimkan tahun 2018 mendatang.

"Kita sudah kontrak dengan Korea, saat ini sudah tahap desain di sana. Nanti kalau di sana sudah jadi, satu unit kapal selam akan dibuat di Indonesia," katanya.

Ditempat yang sama, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menambahkan, penguatan sisi maritim Indonesia tidak hanya bisa dinilai dengan armada kapal yang ada. Moeldoko mengatakan, pembangunan sarana dan prasana di laut juga bisa menjadi kekuatan baru TNI AL.

"Jadi gini, kita jangan terjebak dengan melihat kemampuan TNI AL secara komprehensif maritim, kita ini banyak dimensinya. Kita harus lakukan penguatan budaya kita yaitu nenek moyangku seorang pelaut," kata Moeldoko. (Wahyu Aji)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×