kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.702.000   23.000   1,37%
  • USD/IDR 16.450   -42,00   -0,26%
  • IDX 6.665   119,20   1,82%
  • KOMPAS100 951   16,29   1,74%
  • LQ45 748   15,90   2,17%
  • ISSI 208   3,64   1,78%
  • IDX30 390   8,22   2,16%
  • IDXHIDIV20 467   6,80   1,48%
  • IDX80 108   1,96   1,84%
  • IDXV30 111   0,63   0,57%
  • IDXQ30 128   2,31   1,84%

KPK soroti masalah data dalam program hibah modal kerja UMKM


Rabu, 12 Agustus 2020 / 15:40 WIB
KPK soroti masalah data dalam program hibah modal kerja UMKM
ILUSTRASI. Petugas menyemprotkan cairan desinfektan di Gedung KPK, Jakarta, Senin (8/6/2020). Penyemprotan tersebut dilakukan untuk menerapkan protokol standar kesehatan di Masa Transisi Fase I, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berjalan sesuai dengan aturan t


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyoroti masalah data dalam program hibah modal kerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Sebanyak 13 juta UMKM ditargetkan akan mendapatkan bantuan modal kerja sebesar Rp 2,4 juta secara hibah. Masalah data dinilai kerap menjadi masalah dalam program yang dibuat pemerintah.

Baca Juga: Airlangga Hartarto prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 0,49% di 2020

"Kami pelajari bahwa data ini memang harus diperbaiki," ujar Deputi Bidang Pencegahan KPK, Pahala Nainggolan dalam konferensi pers, Rabu (12/8).

Meski begitu, Pahala memahami bahwa program tersebut harus terus berjalan. Oleh karena itu, proses tersebut dilakukan sambil program berjalan.

KPK menyatakan kesiapannya dalam membantu suksesnya program tersebut. Hal itu sesuai dengan tugas KPK pada sisi pengawasan. "Sekali lagi, KPK siap untuk membantu Kemenkop dan berkoordinasi, serta monitoring," terang Pahala.

Baca Juga: Pemerintah tidak membatasi sektor UMKM yang dapat hibah Rp 2,4 juta

Terkait masalah data, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menjelaskan akan menjadi perhatian. Saat ini, pendataan akan dilakukan sesuai nama dan alamat agar tak ada penyimpangan.

Selain itu, penerima pun akan diminta untuk membuat rekening sehingga akan terdapat data yang lengkap. Hal itu akan menjadi salah satu cara dalam validasi penerima.

"Harus membuat rekening sebelum menerima, paling tidak sudah ada tandatangan yang bersangkutan, sudah ada recheck ulang," terang Teten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×