Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan bahwa proses penyelidikan terhadap dugaan kasus di proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) masih terus berjalan. Langkah KPK ini menjadi sorotan publik terhadap proyek tersebut, terutama terkait isu pembengkakan biaya (cost overrun).
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, mengonfirmasi bahwa penanganan perkara yang menyangkut proyek KCIC itu masih berada pada tahapan awal di lembaga antirasuah. Penyelidikan ini dilakukan untuk mencari dan menemukan adanya peristiwa pidana korupsi.
"Penyelidikan perkara ini masih berjalan," ujar Budi saat dikonfirmasi Kontan.co.id, Rabu (29/10).
Meskipun demikian, Budi belum dapat memberikan rincian materi atau substansi dari perkara yang tengah diselidiki tersebut. KPK berpegangan pada asas kerahasiaan proses di tahap penyelidikan.
Baca Juga: Gaji ASN Akan Naik Tahun Depan?
"Karena masih di tahap penyelidikan, kami belum bisa update materinya," pungkas Budi.
Diberitakan sebelumnya, Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir ihwal rencana restrukturisasi utang Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) alias Whoosh yang diklaim bakal dilakukan selama 60 tahun.
Dony menjelaskan bahwa saat ini operasional whoosh dinilai positif yang terlihat dari banyaknya penumpang harian.
"Kita terus bernegosiasi, tetapi yang perlu dikomunikasikan kepada masyarakat, tidak usah khawatir bahwa whoosh ini memberikan manfaat banyak terutama sekali transportasi. Sehari itu sekarang kurang lebih 20-30 ribu penumpang yang kita layani," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Kamis (23/10).
Dony mengungkapkan, penyelesaian masalah keuangan whoosh yakni terkait restrukturisasi utang hingga 60 tahun ini merupakan salah satu pilihan. Dia bilang, pihaknya juga masih akan melakukan negosiasi ihwal wacana ini.
"Mengenai penyelesaian keuangan, menurut saya itu kan hanya opsi saja. Tetapi yang paling penting kita sampaikan kepada masyarakat bahwa secara operasional, KCIC itu sudah membukukan positif secara operasional. Sehingga tidak khawatir terhadap proses operasional karena EBITDA-nya juga positif. KCIC itu tinggal masalah utang pembangunan yang lalu, yang ini tentu ada opsi, beberapa opsi. Dan kita pastikan tentu ini opsi yang terbaik," ungkapnya.
Lebih lanjut, Dony menuturkan, pihaknya bakal memberangkat tim ke China untuk melakukan negosiasi utang whoosh tersebut.
"Kami akan berangkat lagi juga untuk bernegosiasikan mengenai term daripada pinjamannya. Ini menjadi poin of negosiasi kita, berkaitan sama jangka waktu pinjaman, suku bunga, kemudian juga ada beberapa mata uang yang juga akan kita diskusikan dengan mereka," tandasnya.
Untuk diketahui, keputusan untuk melakukan restrukturisasi dengan memperpanjang jangka utang hingga 60 tahun disampaikan langsung oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan.
Bahkan, kata Luhut, restrukturisasi tersebut telah dibahas bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
"Kemarin kita bicara dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), tidak ada masalah, karena kalau kita restructuring 60 tahun, itu kan jadi lebih kecil," ujar Luhut dalam acara 1 Tahun Prabowo-Gibran, Senin (20/10/2025).
Ia mencontohkan, dengan restrukturisasi, kewajiban pembayaran tahunan bisa ditekan menjadi sekitar Rp 2 triliun per tahun.
"Jadi kita misalnya (bayar) Rp 2 triliun kira-kira satu tahun, dan kemudian penerimaan (dari operasional) Rp 1,5 triliun," katanya.
Menurut Luhut, kesepakatan dengan pihak China sebenarnya sudah dicapai, namun pelaksanaannya sempat tertunda karena adanya pergantian pemerintahan.
"Kita mau lakukan tadi restructuring dengan pihak China. Dan itu mereka sudah setuju," imbuhnya.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Akui Ekonomi Indonesia 5% Tak Cukup Serap Tenaga Kerja
Selanjutnya: Begini Sejumlah Capaian BEI di Tahun Ini
Menarik Dibaca: OnePlus 13R Bawa Telefoto yang Bisa Optical Zoom 2X, Ada Baterai 6000 mAh juga!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













