Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Untuk meningkatkan perdagangan Indonesia dan Korea Selatan, pemerintah negeri gingseng tersebut meminta segera dirumuskan Free Trade Agreement (FTA). Hal ini disampaikan Cho Tae Young, Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia di depan forum bisnis Indonesia-Korea pada hari ini.
Young mengatakan sejauh ini Korea Selatan hanya memiliki FTA dengan Asean, sedangkan dengan Indonesia belum ada kesepakatan. Padahal Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial bagi Korea Selatan, dirinya berharap hubungan perdagangan kedua negara bisa ditingkatkan lagi. Sejauh ini, Indonesia dan Korea baru melaksanakan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
"FTA Indonesia-Korea sudah banyak didiskusikan, tetapi sudah 2 tahun, bahkan hampir 3 tahun ini distop (pembahasannya). Sebagai duta besar saya ingin negosiasi itu berjalan," ujarnya di Jakarta, Kamis (13/7).
Dirinya mengatakan pelaksanaan FTA dengan Asean tidak serta merta Korea bisa melakukan perdagangan bebas dengan Indonesia. Melihat perkembangan saat ini, menurutnya CEPA memang sudah harus ditingkatkan menjadi FTA. Hal ini untuk meningkatkan nilai perdagangan kedua negara.
"Kami tetap butuh Korea-Indonesia FTA, jadi kami butuh itu. Saya akan lakukan yang terbaik sebagai duta besar untuk meningkatkan peerdagangan diantara kedua negara," lanjutnya.
Sementara itu, Doddy Edward staf Ahli Bidang Hubungan Internasional Kementerian Perdagangan mengatakan belum ada pembahasan lagi mengenai FTA dengan Korea Selatan. Lagi pula sejauh ini hubungan dagang Indonesia-Korea sudah terikat dalam CEPA dan Korea juga memiliki FTA dengan Asean.
"FTA itu kan mereka ada Asean-Korea, tetapi kami lihat konteksnya dulu. Kami lihat kepentingan nasional, kalau kedua pihak berpandangan sangat menguntungkan ya kenapa tidak?," ujarnya.
Namun saat ini memang Kemendag tengah membuka peluang kerjasama dengan negara-negara non tradisional. Selama ini hubungan dengan Korea Selatan sudah cukup baik dan akan terus ditingkatkan, namun pihaknya belum akan masuk ke pembahasan FTA. Yang jelas, seluruh perjanjian dagang akan dilakukan dengan mengedepankan kepentingan nasional.
"Prinsipnya kita kan negara yang open, dan kami ingin terus meningkatkan hubungan kerjasama. Itu kerangkanya ada FTA, PTA dan CEPA itu kan sudah jelas kita ingin merangkul," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News