Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto
Rencana WFA
Guna mengantisipasi penumpukan kendaraan saat arus mudik dan balik, menurut Agus, pemerintah akan menggelar skema kerja dari mana saja (work from anywhere) pada 22-24 Desember.
Dengan adanya skema WFA ini, diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas selama puncak arus libur Natal dan Tahun Baru (nataru).
Baca Juga: Optimistis Ekonomi Melaju, Pemerintah Siapkan Stimulus Jumbo Jelang Nataru
"Ketika nanti kami rapat dengan K/L, di tanggal 22, 23, 24 itu nanti ada WFA atau WFH, itu juga nanti bisa bergeser," ucap dia.
Jika skema WFA diberlakukan, maka para pemudik tidak akan menumpuk lantaran bisa berangkat lebih awal.
"Karena nanti rangkaian untuk pergeseran yang menuju ke Trans Jawa dan ke Merak Lampung, itu mungkin akan mendahului," tutur dia.
Sementara itu, menurut dia, menjelang arus balik, kemungkinan juga akan diterapkan kembali skema WFA pada 29, 30, dan 31 Desember.
2,9 juta kendaraan bakal tinggalkan Jakarta
Selama periode libur akhir tahun ini, Korlantas memprediksi jumlah kendaraan yang akan bepergian keluar Jakarta akan mencapai 2.915.318 kendaraan.
"Kami laporkan proyeksi volume lalin keluar nataru (Natal dan tahun baru). Proyeksinya 2.915.318 kendaraan," kata Agus dalam paparannya.
Dia menyebutkan, jumlah ini relatif lebih sedikit dibandingkan libur Hari Raya Idul Fitri 2025.
Baca Juga: Jadwal Diskon Tarif Tol Libur Nataru 2025/2026, Tapi Tarif Tol Trans Sumatra Naik
Meski begitu, jumlah ini meningkat 12 persen atau 255.669 kendaraan dari hari normal dan naik 0,6 persen atau 26.328 dari momen libur Natal tahun 2024.
"Kalau prediksi nataru hanya ada peningkatan 12,2 persen (255.669 kendaraan) terhadap normal. Naik 0,9 persen (26.328) terhadap 2024," ucap Agus. Kakorlantas optimis, kemacetan pada libur akhir tahun ini masih bisa dikendalikan dengan menerapkan sejumlah skema rekayasa lalu lintas.
Menurutnya, sejumlah skema yang akan diberlakukan tidak berbeda dari sebelumnya. Polisi akan menerapkan skema one way (satu jalur) atau contraflow (lawan arus) bagi para pemudik secara situasional.
"Jadi prediksinya boleh, tapi kondisi pada saat itu kalau harus dilakukan one way kami lakukan one way karena kami standby di command center itu," ujar dia.













