Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah kembali ke zona positif pada kuartal II 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian kuartal II 2021 tumbuh 7,07% year on year (yoy).
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, pertumbuhan tinggi pada kuartal II-2021 ini masih disokong oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
“Kalau dilihat dari pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih dominan dalam memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi dengan kontribusi mencapai 55,07% dari total PDB,” ujar Margo, Kamis (5/8).
Margo kemudian memerinci, konsumsi rumah tangga pada kuartal II 2021 berhasil tumbuh 5,93% yoy setelah pada kuartal I 2021 tumbuh negatif 2,22% yoy.
Baca Juga: Strategi pemerintah bidik target investasi sebesar Rp 1.100 triliun pada 2022
Pertumbuhan ini didorong oleh sejumlah indikator yang menunjukkan perbaikan, seperti Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) per kuartal II-2021 yang sebesar 104,42 atau berada di zona positif (indeks lebih dari 100).
Kemudian, penjualan eceran juga tumbuh 11,62%, penjualan wholesale mobil penumpang tumbuh 904,32%, dan sepeda motor tumbuh 268,64%, serta meningkatnya mobiltas masyarakat yang ditengarai dari peningkatan jumlah penumpang moda transportasi darat, laut, dan udara.
Kemudian, sumber pertumbuhan ekonomi kedua adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi. Komponen ini tumbuh 7,54% yoy setelah pada kuartal I-2012 tumbuh negatif 0,23% yoy dan memegang porsi 29,86% terhadap total PDB.
Tumbuh positifnya PMTB didorong oleh realisasi belanja modal APBN kuartal II-2021 yang tumbuh 45,56% yoy. Selain itu, realisasi investasi juga moncer alias tumbuh 16,21% yoy.
Baca Juga: Saran Chatib Basri agar pertumbuhan ekonomi tinggi 2021 penerima bansos wajib vaksin
Pertumbuhan barang modal jenis kendaraan juga baik, dipengaruhi oleh peningkatan produk kendaraan domestik. Selain itu, hampir seluruh barang modal jenis peralatan lainnya mengalami pertumbuhan, baik yang berasal dari domestik maupun impor.
“Juga, barang modal jenis mesin tumbuh, dipengaruhi oleh peningkatan seluruh jenis mesin, baik itu produk domestik maupun yang berasal dari impor,” tambah Margo.
Lebih lanjut, ekspor barang dan jasa tercatat tumbuh 31,78% yoy. Ekspor barang dan jasa ini menyumbang 20,31% terhadap keseluruhan PDB.
Pertumbuhan eskpor yang menggembirakan ini didorong oleh perekonomian sebagian besar negara mitra dagang utama Indonesia yang mengalami peningkatan. Selain itu, ekspor baik minyak dan gas (migas) maupun ekspor non migas juga naik, seiring dengan peningkatan nilai dan volume.
Seiring dengan peningkatan ekspor, impor barang dan jasa juga tercatat tumbuh 31,22% yoy. Impor ini tumbuh utamanya didorong oleh impor minyak dan gas (migas) seiring dengan peningkatan nilai dan volume impor migas.
Selain itu, impor non migas juga tumbuh terutama pada komoditas mesin-mesin/pesawat mekanik, mesin/peralatan listrik, besi dan baja, serta plastik dan barang dari plastik.
Baca Juga: Pertumbuhan kuartal II 2021 tercatat 7,07%, BPS: RI resmi keluar dari jurang resesi
Dari sisi impor jasa, ada pertumbuhan impor jasa seiring dengan meningkatnya jasa angkutan untuk impor barang.
Kemudian, konsumsi pemerintah pada kuartal II 2021 tumbuh 8,06% yoy atau meningkat dari 2,34% yoy pada kuartal I 2021. Komponen ini memberikan kontribusi sekitar 8,51% terhadap PDB.
Pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh didorong oleh peningkatan realisasi belanja barang dan jasa, serta belanja pegawai yang masing-masing tumbuh 82,10% dan 19,79%.
Kenaikan realisasi belanja barang dan jasa dipengaruhi oleh berbagai program penanganan pandemi Covid-19, seperti pelaksanaan vaksinasi, pengadaan alat uji medis, penyemprotan disinfektan, 3T, serta program kesehatan lainnya.
Selanjutnya: BPS: Meski ada pertumbuhan, ekonomi kuartal 2 masih di bawah kondisi normal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News