Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Indonesia Investment Authority (INA), pengelola dana investasi pemerintah Indonesia alias soverign wealth fund resmi membentuk konsorsium dengan Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ), APG Asset Management (APG) serta anak usaha Abu Dhabi Investment Authority (ADIA).
Keempat perusahaan ini akan mendirikan platform investasi yang berfokus pada infrastruktur di Indonesia. Penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) bahkan sudah dilakukan.
Dalam siaran pers, Jumat (25/5) disebutkan, dengan MoU ini, dalam 6 bulan ke depan, keempat perusahaan ini akan melakukan evaluasi untuk melihat peluang awal investasi jalan tol lewat platform investasi. Fokus investasi perusahaan ini adalah pada infrastruktur jalan tol di Indonesia.
Targetnya, perusahaan patungan tersebut akan mengelola dana investasi hingga US$ 3,75 miliar atau Rp 54 triliun (kurs Rp 14.300/US$).
CEO INA Ridha D. M. Wirakusumah mengatakan hal ini merupakan bentuk kepercayaan investor kepada INA, meski dalam kondisi perekonomian yang tengah menantang saat ini.
"Kami percaya ini adalah awal yang positif untuk lebih banyak kolaborasi antara kami dan investor lain di berbagai sektor di Indonesia," kata Ridha dalam siaran persnya, Jumat (21/5)
Baca Juga: Buka opsi pendanaan eksternal, Pertamina incar dana hingga US$ 40 miliar
Oh iya, CDPQ adalah investor institusional yang mengelola beberapa program pensiun dan asuransi publik yang berbasis di Kanada.
Sementara APG alias Algemene Pensioen Group adalah perusahaan pengelola investasi Belanda. APG adalah anak perusahaan Stiching Pensiioenfond ABP, pengelola dana pensiun terbesar di Belanda. Sampai Desember 2020, APB memilik dana kelolaan atau asset under management alias AUM sebesar € 573 miliar
ADIA adalah Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), pengelola dana investasi milik Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) dengan AUM sebesar US$ 579 miliar.
Wakil Presiden Eksekutif dan Kepala Infrastruktur di CDPQ Emmanuel Jaclot mengatakan Indonesia merupakan negara yang menarik untuk berinvestasi, terutama di sektor infrastruktur.
"MOU ini merupakan kesempatan untuk bersama-sama membangun portofolio aset jalan penting di salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dan akan memungkinkan kami untuk menggabungkan pengetahuan mendalam INA tentang pasar dan jaringan lokal dengan ahli infrastruktur internasional dari CDPQ, APG dan ADIA," kata dia.
Baca Juga: Sah! Pertamina tawarkan proyek senilai US$ 92 miliar ke investor lewat SWF
Kepala Infrastruktur di APG Asset Management Asia Hans-Martin Aerts menambahkan, platform Investasi ini akan mendukung investasi infrastruktur lebih lanjut di Indonesia.
"Kami menyambut baik kesempatan untuk bekerja dengan CDPQ dan ADIA dalam inisiatif ini dan untuk memberikan manfaat yang besar bagi Platform Investasi melalui penerapan praktik terbaik dalam kinerja operasional dan tata kelola perusahaan," ujarnya.
Sementara Direktur Eksekutif Departemen Real Estate & Infrastruktur ADIA Khadem Alremeithi juga menambahkan, Indonesia merupakan pasar yang semakin menarik bagi investor internasional. Apalagi, kondisi ini ditunjang dengan pertumbuhan ekonomi yang dinamis dan tren demografis yang positif.
"Selama beberapa bulan, kami telah bekerja sama dengan INA untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang tujuan masing-masing dan kami senang bahwa diskusi tersebut telah menyebabkan keterlibatan ADIA dalam Platform Investasi pertama INA bersama dengan investor jangka panjang terkenal lainnya," ujarnya.
Baca Juga: Tak cuma mengandalkan INA, begini strategi emiten BUMN Karya menjaga cash flow
Merujuk pemberitaan KONTAN, sejumlah BUMN menyatakan akan melakukan d penjualan aset perseroan melalui Indonesia Authority Investment (INA).
PT Waskita Indonesia Tbk (WSKT), akan melepas 12 jalan tolnya ke INA dengan targert dana Rp 20 triliun.
"Dengan debt to equity ratio di posisi 3-4 persen, dengan Rp20 triliun kami bisa leverage kemampuan kami 3-4 kali untuk mengerjakan infrastruktur. Jadi, kami bisa mengerjakan infrastruktur sampai Rp60 triliun dan bisa bangun 1.000 kilometer tol lagi," kata Bambang Rianto, Direktur Operasi II Waskita (7/5).
Menurut Bambang, INA berminat untuk menyewa 6-12 ruas untuk diakuisisi atau dibeli oleh investor. Dia berharap akuisisi tersebut dapat teralisasi pada tahun ini agar perseroan memiliki kemampuan untuk membangun infrastruktur lain pada 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News