kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,60%
  • IDX 6.520   249,06   3,97%
  • KOMPAS100 949   42,15   4,65%
  • LQ45 738   34,14   4,85%
  • ISSI 202   5,55   2,82%
  • IDX30 382   17,70   4,85%
  • IDXHIDIV20 462   16,68   3,75%
  • IDX80 107   4,47   4,34%
  • IDXV30 110   2,54   2,36%
  • IDXQ30 125   5,23   4,36%

Komisi IV DPR desak pemerintah cari negara pengekspor sapi selain Australia


Jumat, 03 Juni 2011 / 14:31 WIB
Komisi IV DPR desak pemerintah cari negara pengekspor sapi selain Australia
ILUSTRASI. Simak promo Trans Studio Bandung periode 28 Agustus-27 September 2020. Beli 1 gratis 1! Dok: Instagram Trans Studio Bandung.


Reporter: Dani Prasetya | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Komisi IV DPR mendesak pemerintah mencari negara pengekspor sapi selain Australia. Ketua Komisi IV DPR Romahurmuzy menyebut, pemerintah jangan sampai tertekan dengan rencana Australia.

"Ada kecenderungan negara itu menggeser ekspor sapi menjadi daging segar. Kalau itu terjadi peternak sapi bakalan dan RPH (rumah pemotongan hewan) yang akan terancam," tuturnya, Jumat (3/6).

Seperti diketahui, Australia berniat menghentikan ekspor sapi ke Indonesia dengan alasan ternak asal negara itu dianiaya sebelum dipotong. Pemerintah Australia berpendapat rumah pemotongan hewan (RPH) Indonesia tidak melakukan prosedur pemotongan sapi sesuai standar. Padahal standar kedua negara tersebut berbeda.

Romahurmuzy memahami, pemerintah Indonesia perlu mempertimbangkan masalah harga termurah untuk impor sapi itu. Namun, katanya, apabila ternyata Australia mengubah produk ekspornya menjadi daging segar, maka akan berimbas pada terpuruknya RPH dan peternak lokal.

Maka, dia mengusulkan, agar pemerintah melakukan pengalihan ke negara lain sebagai negara penyuplai sapi bakalan. Dari segi harga memang akan lebih mahal karena ditambah dengan biaya transportasi. Namun, efeknya tidak akan berkepanjangan bagi RPH dan peternak lokal. "Jangan bergantung pada Australia karena mereka menekan secara diplomasi ekonomi mengingat porsi impor kita cukup besar juga terhadap kebutuhan dalam negeri," ucapnya.

Romahurmuzy juga menyebut, agar pemerintah memberikan insentif pada peternak lokal dan RPH. Namun, dia belum menemukan formula yang tepat mengenai bentuk insentif yang harus diberikan pada peternak lokal dan RPH. "Rencananya, saat bertemu Kementan 9 Mei nanti, akan kita bicarakan bentuk insentif yang tepat," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×