kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.340   46,00   0,28%
  • IDX 7.108   -48,06   -0,67%
  • KOMPAS100 1.036   -7,15   -0,69%
  • LQ45 793   -7,13   -0,89%
  • ISSI 231   -1,02   -0,44%
  • IDX30 412   -2,67   -0,64%
  • IDXHIDIV20 483   -2,57   -0,53%
  • IDX80 116   -0,87   -0,75%
  • IDXV30 119   -0,80   -0,67%
  • IDXQ30 133   -0,85   -0,64%

Ketidakpastian Global Tetap Tinggi Imbas Kebijakan Tarif AS & Geopolitik Iran-Israel


Rabu, 18 Juni 2025 / 15:40 WIB
Ketidakpastian Global Tetap Tinggi Imbas Kebijakan Tarif AS & Geopolitik Iran-Israel
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesa Perry Warjiyo menjawab pertanyaan wartawan saat konferensi pers hasil rapat Dewan Gubernur di Gedung Thamrin Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (19/3/2025). Bank Indonesia membeberkan, ketidakpastian perekonomian global sedikit mereda, meskipun tetap tinggi akibat perang tarif danperang Israel-Iran.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) membeberkan, ketidakpastian perekonomian global sedikit mereda, meskipun tetap tinggi akibat dinamika negosiasi tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah yakni di Iran dan Israel yang kembali memanas.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, berbagai indikator menunjukkan kebijakan tarif AS berdampak pada melambatnya ekonomi dunia.

Ia membeberkan, pertumbuhan ekonomi di negara maju seperti AS, Eropa, dan Jepang dalam tren menurun di tengah ditempuhnya kebijakan fiskal ekspansif dan pelonggaran kebijakan moneter di negara tersebut.

Baca Juga: Iran Tuding AS Terlibat Serangan Israel, PBB Jadi Arena Adu Argumen

Ekonomi China pun melambat akibat susutnya ekspor terutama ke AS di tengah perlambatan permintaan domestiknya, sedangkan ekonomi India diperkirakan tumbuh baik terutama didorong oleh masih kuatnya investasi.

“Dengan perkembangan tersebut, prospek pertumbuhan ekonomi dunia 2025 tetap sebesar 3,0%,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (18/6).

Sementara itu, ia menyebut, tekanan inflasi AS menurun sejalan dengan ekonomi yang melambat, meskipun terjadi kenaikan inflasi pada kelompok barang akibat kebijakan tarif, sehingga memperkuat ekspektasi terhadap arah penurunan Fed Funds Rate (FFR) ke depan.

Di pasar keuangan global, Perry mengungkapkan, pergeseran aliran modal dari AS ke aset yang dianggap aman dan juga ke aset keuangan emerging markets terus terjadi.

Perkembangan ini mendorong berlanjutnya pelemahan indeks mata uang dolar AS terhadap mata uang negara maju (DXY) dan negara berkembang (ADXY).

Baca Juga: Perang Iran-Israel hingga Perang Dagang AS, Menkeu: Kombinasi yang Sangat Berisiko

Ke depan, Perry memperkirakan ketidakpastian perekonomian global masih akan tetap tinggi akibat masih berlangsungnya negosiasi tarif antara AS dan sejumlah negara, serta eskalasi ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

“Kondisi ini memerlukan kewaspadaan dan penguatan respons serta koordinasi kebijakan untuk menjaga ketahanan eksternal, menjaga stabilitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri,” tandasnya.

Selanjutnya: Rahasia Merawat Anggrek agar Tumbuh Subur dan Tidak Mudah Mati di Rumah

Menarik Dibaca: Rahasia Merawat Anggrek agar Tumbuh Subur dan Tidak Mudah Mati di Rumah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×