kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.759.000   14.000   0,80%
  • USD/IDR 16.530   -100,00   -0,61%
  • IDX 6.312   88,27   1,42%
  • KOMPAS100 903   6,88   0,77%
  • LQ45 712   2,66   0,38%
  • ISSI 198   3,50   1,80%
  • IDX30 373   2,21   0,60%
  • IDXHIDIV20 448   3,53   0,79%
  • IDX80 103   0,27   0,27%
  • IDXV30 108   0,52   0,49%
  • IDXQ30 122   0,86   0,71%

BI Melihat Ketidakpastian Global Masih Tetap Tinggi, Tarif Impor AS Biang Keroknya


Rabu, 19 Maret 2025 / 15:16 WIB
BI Melihat Ketidakpastian Global Masih Tetap Tinggi, Tarif Impor AS Biang Keroknya
ILUSTRASI. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, di AS kebijakan tarif impor berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di tengah meningkatnya pemberian insentif fiskal, sementara laju penurunan inflasi tidak secepat yang diprakirakan.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) masih melihat ketidakpastian global tetap tinggi akibat kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) yang makin luas.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, di AS kebijakan tarif impor berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di tengah meningkatnya pemberian insentif fiskal, sementara laju penurunan inflasi tidak secepat yang diprakirakan.

Ekonomi Eropa, Jepang, dan India juga terkena dampak rambatan kebijakan tarif impor AS tersebut di tengah permintaan domestik yang belum meningkat akibat keyakinan usaha yang rendah dan ekspor yang melambat.

Sementara itu, pelemahan pertumbuhan ekonomi Tiongkok sebagai akibat kebijakan tarif impor AS tertahan dengan kebijakan pelebaran defisit fiskal 2025 dari yang ditargetkan.

“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi dunia pada 2025 diprakirakan sebesar 3,2%,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (19/3).

Baca Juga: Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga BI Rate di Level 5,75% pada Maret 2025

Lebih lanjut, Perry menyampaikan, di pasar keuangan global, ketidakpastian masih berlanjut diwarnai oleh penurunan yield US Treasury dan melemahnya indeks mata uang dolar AS (DXY) di tengah ketidakpastian penurunan Fed Funds Rate (FFR).

Aliran modal global yang semula terkonsentrasi ke AS bergeser sebagian ke komoditas emas dan obligasi di negara maju dan negara berkembang.

Sementara itu, portofolio investasi saham masih terkonsentrasi ke negara maju kecuali AS, dan belum masuk ke negara Emerging Market (EM).

Ia juga menyebut, tetap tingginya ketidakpastian global tersebut memerlukan respons kebijakan yang tepat dan terkoordinasi dengan baik untuk memperkuat ketahanan eksternal, menjaga stabilitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.

Meski kondisi global belum membaik, Perry optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga baik di tengah ketidakpastian yang masih tinggi, berada di kisaran 4,7%-5,5% pada tahun ini.

Baca Juga: Likuiditas Ketat, Perubahan BI Rate Tak Banyak Berdampak pada Cost of Fund Perbankan

Selanjutnya: Cek Jadwal Buka Puasa Kota Ternate Hari ini (19/3) & Selama Bulan Ramadhan 2025

Menarik Dibaca: Promo Alfamart Personal Care Fair 16-31 Maret 2025, Sunscreen-Sampo Diskon hingga 40%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×