kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.849   63,00   0,40%
  • IDX 7.140   -20,81   -0,29%
  • KOMPAS100 1.092   -2,77   -0,25%
  • LQ45 867   -4,91   -0,56%
  • ISSI 216   0,14   0,06%
  • IDX30 443   -3,59   -0,80%
  • IDXHIDIV20 535   -4,97   -0,92%
  • IDX80 125   -0,31   -0,25%
  • IDXV30 134   -1,32   -0,97%
  • IDXQ30 148   -1,37   -0,92%

Ketidakpastian Ekonomi Global Meningkat, BI Akan Hati-hati Merespons Kebijakan


Kamis, 17 Oktober 2024 / 07:00 WIB
Ketidakpastian Ekonomi Global Meningkat, BI Akan Hati-hati Merespons Kebijakan
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan, ketidakpastian ekonomi global tersebut, memerlukan kehati-hatian dalam merumuskan respons kebijakan dalam memitigasi dampak rambatan global.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ketidakpastian perekonomian global kembali meningkat. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah telah mendorong meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan, ketidakpastian ekonomi global tersebut, memerlukan kehati-hatian dalam merumuskan respons kebijakan dalam memitigasi dampak rambatan global.

“Ini termasuk dalam mendorong aliran masuk modal asing dan memperkuat stabilitas nilai tukar, guna menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (16/10).

Perry membeberkan, ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global sejalan dengan proyeksinya yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan tumbuh melambat sebesar 3,2% pada 2024.

Selain itu, Ia mencatat, kondisi inflasi global sedang berada dalam tren penurunan sehingga mendorong konvergensi pelonggaran kebijakan moneter, khususnya di negara maju.

Baca Juga: Bank Indonesia Pertahankan BI Rate 6% Pada Rapat Bulan Oktober 2024

Di Amerika Serikat (AS), rilis tingkat pengangguran terkini menunjukkan perbaikan di tengah prospek inflasi yang lebih rendah sehingga mendorong ekspektasi pelaku pasar terhadap penurunan Fed Funds Rate (FFR) yang lebih rendah dari prakiraan semula.

“Hal tersebut menyebabkan kenaikan yield US Treasury tenor 2 dan 10 tahun dan indeks dolar AS (DXY),” kata Perry.

Ke depan, Perry meramal tren penurunan suku bunga kebijakan negara maju, khususnya AS diperkirakan tetap berlanjut, meskipun dinamika ketegangan geopolitik perlu terus dicermati.

Meski begitu, Ia menekankan respons kebijakan dalam memitigasi dampak rambatan global tersebut harus dilakukan dengan kehati-hatian.

Sebagai informasi, memutuskan menahan suku bunga acuan atau BI rate di level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI 15-16 Oktober 2024.

Sejalan dengan itu, suku bunga deposit facility juga dipertahankan di level 5,25%, dan suku bunga lending facility dipertahankan di level 6,75%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×