Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa (cadev) pada bulan Februari 2020 sebesar US$ 130,4 miliar. Ini menurun US$ 1,3 miliar dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 131,7 miliar.
Menurut BI, penurunan cadev tersebut disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah. Meskipun turun, BI juga mengklaim bahwa posisi tersebut masih tinggi.
Baca Juga: BI: Posisi cadev pada Februari 2020 menurun ke US$ 130,4 miliar
Sementara saat ini, dunia masih diguncang ketidakpastian yang salah satunya disebabkan oleh wabah virus corona. Sementara untuk ke depannya, Kepala ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro melihat bahwa ini bisa menjadi salah satu risiko yang akan memengaruhi cadev Indonesia.
"Ketidakpastian akan wabah ini juga berpotensi mengganggu prospek ekspor Indonesia karena harga komoditas yang stagnan dan mengganggu sektor pariwisata," kata Andry dalam keterangan resminya, Jumat (6/3).
Baca Juga: Ini kisaran penurunan cadangan devisa di Februari 2020 versi IKS
Tak hanya itu, Andry juga melihat risiko lain seperti potensi perlambatan pertumbuhan global, harga komoditas yang stagnan, serta ketidakpastian dan volatilitas di pasar keuangan.
Kabar baiknya, masih ada potensi angin segar bagi keuangan Indonesia yang datang dari sikap dovish bank sentral Amerika Serikat The Fed yang didukung juga oleh pengelolaan tingkat inflasi Indonesia yang stabil. Ini tetap mampu membuat returns atas aset keuangan Indonesia tetap relatif menarik.
Baca Juga: Terjangkit Sentimen Korona, IHSG Selasa (3/3) Belum Juga Pulih
Lebih lanjut, Andry memperkirakan current account deficit (CAD) pada tahun 2020 bisa melebar ke 2,88% dari PDB. Sementara CAD pada tahun lalu tercatat sebesar 2,72% dari PDB. Sementara nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diprediksi akan mengalami depresiasi menjadi Rp 14.296.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News