Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Kemiskinan masih menjadi momok yang menakutkan pada tahun 2015 mendatang. Diperkirakan pada 2015, ada sebanyak 1,2 miliar orang termiskin di seluruh dunia. Mereka hanya bisa mengkonsumsi 1% barang dan jasa yang diproduksi dunia setiap tahunnya.
Karena itu, pasca tahun 2015 kemiskinan dan kesenjangan sosial masih menjadi tantangan dan sekaligus pelaung bagi negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.
"Sementara 1 miliar orang terkaya mengkonsumsi 72% barang dan jasa. Tetapi pada saat yang sama muncul peluang dengan meningkatnya kemajuan kesejahteraan," tutur SBY dalam orasi ilmiahnya di IPB, Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/12).
SBY mengatakan, diperkirakan 2 miliar orang akan menjadi bagian dari kelas menengah dan 3 miliar lainnya akan menyusul pada tahun 2030. Untuk mengantisipasi itu, maka program perlindungan sosial harus semakin digalakkan agar bisa menurunkan kesenjangan dan mentranformasi ekonomi di setiap negara di dunia.
Presiden mengatakan bahwa dunia di mana kita hidup ini memang penuh dengan paradoks. "Boleh saya sebut dengan “A World of Cruel Paradox”. Di satu sisi banyak yang berlebih, di sisi lain banyak yang mengalami kekurangan," terang presiden.
SBY mengatakan, banyak yang ingin membuat dunia ini aman dan damai, tetapi banyak pula yang mengobarkan peperangan dan kekerasan. Termasuk pula mereka yang berboros-boros dalam mengkonsumsi makanan, ditengah mereka yang hidup dalam kelaparan. Banyak pelu-ang, tetapi juga banyak kendala.
Jika tantangan dapat diatasi, dan peluang dapat dicapai dan diwujudkan, lanjut SBY, maka High-level Panel (HLP) memperkirakan sejumlah dampak potensial positif pembangunan dunia akan dapat diraih pada tahun 2030 seperti misalnya 1,2 milyar orang lagi, dari jumlah saat ini, akan dapat dientaskan dari kemiskinan ekstrem dan kelaparan.
Selain itu, SBY bilang, sekitar seratus juta balita lagi terselamatkan dari kematian anak, serta 4,4 juta perempuan lagi terselamatkan dari kematian akibat kurang-gizi saat hamil. Di samping, 1,3 milyar ton makanan tidak terbuang percuma lagi, dan 190-240 juta hutan ditanam kembali. Tentu masih akan ada berbagai dampak potensial positif lainnya, yang bergantung pada bagaimana cara umat manusia menanggapi tan-tangan sekaligus peluang tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News