Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat investor semakin tinggi untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN). Hal itu terlihat saat Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) melakukan jajak pasar (market sounding) pada Selasa (18/10) mengalami kelebihan permintaan atau over subscribed.
Kepala Otorita IKN Bambang Susantono mengatakan jajak pasar dihadiri sekitar 500 tamu yang berasal dari asosiasi pelaku usaha mulai dari bidang seperti konstruksi, perbankan, energi, pendidikan, kesehatan, dan teknologi.
"Jumlah investor yang menyatakan minat untuk berinvestasi di kawasan ini sudah mencapai 25 kali lebih banyak dari kapasitas yang tersedia,” ujar Bambang dalam keterangan tertulis, Selasa (18/10).
Pada tahap awal Otorita IKN akan memprioritaskan pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP). Adapun area utama yang akan dibangun adalah bagian utara dari kawasan tersebut, seluas 921 hektare.
Baca Juga: Ciputra Berkomitmen Membangun Properti Seluas 300 Hektar di IKN
Maka untuk menampung tingginya minat investasi, Bambang menjelaskan bahwa peluang investasi masih terbuka di 8 zona lain di Nusantara.
Mengenai insentif, Bambang menyampaikan bahwa saat ini pemerintah telah menyiapkan Peraturan Pemerintah (PP), dimana terdapat serangkaian insentif bagi para investor. Insentif yang disediakan ialah proses perizinan usaha dan izin kerja yang lebih sederhana, serta berbagai insentif fiskal.
Dalam PP tersebut akan diatur fasilitas tax holiday yang skemanya akan dikategorisasi berdasarkan kegiatan usaha. Kemudian contoh fasilitas lain adalah adanya super-tax deduction.
Tak hanya itu, Otoritas IKN juga sedang menyiapkan pembentukan badan usaha yang berada di bawah Otorita IKN. Pembentukan Badan Usaha ini diharapkan dapat meningkatkan kemudahan dalam berusaha di Nusantara, dan mengakselerasi transaksi B2B dengan dunia usaha.
Otorita IKN berharap acara jajak pasar dapat mendorong keterlibatan para investor dari dalam dan luar negeri untuk berpartisipasi membangun Ibu Kota Nusantara.
Bambang mengundang semua pihak untuk bersama-sama membangun Ibu Kota ini, baik investor besar maupun pengusaha mikro, kecil, dan menengah.
Baca Juga: Jokowi: IKN Kesempatan Emas yang Tak Akan Terulang Lagi Bagi Investor
"Semua memiliki kesempatan untuk berkontribusi dalam membangun Nusantara, dan merupakan tugas kami di Otorita untuk memfasilitasi setiap niat mulia ini,” kata Bambang.
Jajak pasar tersebut dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi menegaskan kepada investor agar tidak perlu meragukan terkait rencana pemindahan ibu kota negara ke Ibu Kota Nusantara.
Pasalnya landasan hukum berupa Undang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara telah disetujui oleh mayoritas fraksi di DPR.
“Semuanya sudah disetujui 93% dari fraksi-fraksi yang ada di DPR. Kalau ada yang masih belum yakin, kurang apa lagi? Sampaikan, kurang apa lagi? Jadi sekali lagi, sudah tidak perlu lagi untuk dipertanyakan,” kata Jokowi.
Presiden kembali mengingatkan bahwa latar belakang pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur, berkaca dari 58% dari PDB ekonomi terpusat di Pulau Jawa dan juga 56% atau sekitar 149 juta penduduk Indonesia berada di Pulau Jawa.
“Betapa Pulau Jawa ini terbebani dengan jumlah yang sangat besar itu,” kata Jokowi.
Baca Juga: Tawarkan Proyek, Otorita IKN Akan Menjajaki Pasar Mulai Pekan Ini
Lebih lanjut, pemindahan Ibukota Negara bukan sekadar memindah gedung kementerian, maupun pemindahan gedung Istana Presiden maupun gedung Istana Wakil Presiden.
Pemindahan ibu kota juga bukan semata-mata fisik yang dipindahkan, tetapi juga membangun budaya kerja baru dan mindset ekonomi baru.
Jokowi juga menepis kekhawatiran mengenai isu perusakan hutan dari adanya pemindahan ibukota. Menurutnya, justru dengan adanya IKN, hutan akan kembali menjadi hutan heterogen dengan pohon asli dan endemik dari Kalimantan.
Baca Juga: Penandatanganan Kontrak Pembangunan Istana Presiden di IKN Dilakukan Bulan Ini
Ia berharap di IKN akan menjadi hutan hujan tropis, tropical rainforest Kalimantan.
Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah menyiapkan pusat Persemaian Mentawir yang sudah mulai dibangun sejak Juni 2022. Dimana luas lahan persemaian kurang lebih 16 hektar dengan embung seluas 7 hektar dan kapasitas bibitnya 15 juta bibit per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News