Reporter: Grace Olivia | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan para petinggi partai oposisi beberapa waktu terakhir mencuatkan optimisme bagi iklim investasi dan perekonomian Indonesia ke depan.
Setidaknya kesan itu diakui dirasakan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong, saat melihat upaya pemerintah menggandeng Partai Demokrat hingga Partai Gerindra masuk dalam koalisi.
Lembong menilai, konflik politik yang bergulir cukup panas sepanjang tahun ini akibat pemilihan umum (pemilu) menjadi salah satu penghambat dalam investasi dan reformasi perekonomian.
Baca Juga: Di depan Jokowi, Prabowo tegaskan siap bantu pemerintah
“Coba kita perhatikan seberapa banyaknya “nyinyir” saat terjadinya konflik politilk. Banyak sekali yang nyinyir soal antek asing, sampai hoaks tenaga kerja asing, dan sebagainya,” tutur dia, Selasa (15/10).
Sebaliknya, sekarang saat rekonsiliasi politik mulai terjadi, intensitas seruan terhadap isu-isu tadi jauh berkurang. Lembong menilai, hal tersebut membuktikan bahwa komentar masyarakat terkait isu seperti itu hanya senjata politik semata yang merimplikasi buruk bagi iklim perekonomian dan investasi.
Kepala BKPM itu berharap, gencatan senjata politik yang terjadi saat ini dapat membuka ruang diskusi dan pembahasan yang lebih jujur terkait masalah dan tantangan yang dihadapi perekonomian Indonesia saat ini. Salah satunya masalah terkait daya saing Indonesia yang makin jauh tertinggal dari negara-negara tetangga.
“Kita buka ruang untuk bicara jujur tentang apa saja tantangan dan solusi, serta reformasi pahit yang mesti dilakukan, tanpa harus takut ini akan menjadi bola panas politik lagi,” tandas Lembong.
Baca Juga: Prabowo akan bertemu Ketum Golkar Airlangga, Selasa (15/10) sore
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News