kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

Kepala Bappenas: Indonesia belum bisa maksimal nikmati momentum pertumbuhan dunia


Minggu, 28 Januari 2018 / 15:11 WIB
Kepala Bappenas: Indonesia belum bisa maksimal nikmati momentum pertumbuhan dunia
ILUSTRASI. Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan, prospek pertumbuhan ekonomi dunia diprediksi meningkat atau naik 3,9% pada kurun dua tahun ke depan. Naiknya proyeksi ini juga sejalan dengan ekspektasi dampak dari kebijakan pemangkasan pajak yang dilakukan Amerika Serikat (AS).

Namun demikian, Indonesia belum bisa secara maksimal menikmati momentum ini. Menurut IMF, potensi penguatan pertumbuhan ekonomi akan terlihat di negara-negara pengekspor besar. Sementara, kontribusi ekspor Indonesia terhadap PDB hanya 25%.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif stabil tetapi kurang tinggi. Oleh karena itu, harus ada transformasi ekonomi agar Indonesia tidak ketinggalan momentum.

“Ekonomi Indonesia harus lebih berorientasi nilai tambah, lebih berorientasi pada pengolahan, dan lebih berorientasi pada jasa modern,” kata Bambang akhir pekan lalu, di Jakarta.

Menurut Bambang, salah satu penghalangnya saat ini adalah Indonesia kerap hilang arah ketika menikmati pertumbuhan ekonomi akibat kenaikan harga komoditas.

“Setiap kali kita menikmati kenaikan harga komoditas, fokus yang tadinya ke arah nilai tambah pengolahan ditarik kembali ke sumber daya alam (SDA). Itu yang benar-benar harus kita jaga. Jangan sampai SDA menghalangi upaya kita untuk membuat ekonomi tumbuh lebih cepat,” jelasnya.

Oleh karena itu, menurut Bambang, Indonesia bisa menyontoh dari India, yang tadinya merupakan negara agak tertutup berubah menjadi negara yang lebih terbuka.

“Tidak hanya masalah perdagangan dan investasi, tapi juga terbuka terhadap peran swasta dalam pengelolaan negara. Mereka bahkan membuka perusahaan asing untuk mengelola AirIndia,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×