kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kepala Bappenas: Indonesia belum bisa maksimal nikmati momentum pertumbuhan dunia


Minggu, 28 Januari 2018 / 15:11 WIB
Kepala Bappenas: Indonesia belum bisa maksimal nikmati momentum pertumbuhan dunia
ILUSTRASI. Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan, prospek pertumbuhan ekonomi dunia diprediksi meningkat atau naik 3,9% pada kurun dua tahun ke depan. Naiknya proyeksi ini juga sejalan dengan ekspektasi dampak dari kebijakan pemangkasan pajak yang dilakukan Amerika Serikat (AS).

Namun demikian, Indonesia belum bisa secara maksimal menikmati momentum ini. Menurut IMF, potensi penguatan pertumbuhan ekonomi akan terlihat di negara-negara pengekspor besar. Sementara, kontribusi ekspor Indonesia terhadap PDB hanya 25%.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif stabil tetapi kurang tinggi. Oleh karena itu, harus ada transformasi ekonomi agar Indonesia tidak ketinggalan momentum.

“Ekonomi Indonesia harus lebih berorientasi nilai tambah, lebih berorientasi pada pengolahan, dan lebih berorientasi pada jasa modern,” kata Bambang akhir pekan lalu, di Jakarta.

Menurut Bambang, salah satu penghalangnya saat ini adalah Indonesia kerap hilang arah ketika menikmati pertumbuhan ekonomi akibat kenaikan harga komoditas.

“Setiap kali kita menikmati kenaikan harga komoditas, fokus yang tadinya ke arah nilai tambah pengolahan ditarik kembali ke sumber daya alam (SDA). Itu yang benar-benar harus kita jaga. Jangan sampai SDA menghalangi upaya kita untuk membuat ekonomi tumbuh lebih cepat,” jelasnya.

Oleh karena itu, menurut Bambang, Indonesia bisa menyontoh dari India, yang tadinya merupakan negara agak tertutup berubah menjadi negara yang lebih terbuka.

“Tidak hanya masalah perdagangan dan investasi, tapi juga terbuka terhadap peran swasta dalam pengelolaan negara. Mereka bahkan membuka perusahaan asing untuk mengelola AirIndia,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×