kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemtan: Serangan hama wereng sudah 63.075 hektare


Senin, 04 September 2017 / 13:56 WIB
Kemtan: Serangan hama wereng sudah 63.075 hektare


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - Kementerian Pertanian (Kemtan) mengungkap, hingga kini terdapat 63.075 hektare sawah yang terserang Wereng Batang Cokelat (WBC). Menurut Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengungkap angka tersebut hanya sekitar 0,4% dari total area tanam 15,1 juta ha.

Menurut Amran, meskipun terdapat beberapa wilayah di Jawa yang terkena serangan WBC, namun angka tersebut belum mengkhawatirkan mengingat ambang toleransi untuk serangan hama berkisar 5%. Pada periode Januari hingga Agustus tahun ini, luas serangan WBC sedang berkisar 4.716 ha, berat 2.025 ha, dan puso 1.636.

Hama WBC ini menyebar di kawasan Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Menurut Amran hal tersebut diakibatkan penanaman terus menerus sebagai upaya dari Luas Tambah Tanam (LTT) padi yang dilakukan sejak Oktober 2016 hingga Agustus 2017. Luas tambah tanam dalam periode tersebut seluas 792.245 ha.

Amran pun mengaku, Kemtan sudah melakukan upaya preventif untuk mengatasi hal ini. "Yang terkena hawa wereng hanya 0,4% dari ambang batas 5%. Kenapa kecil karena kami sudah melakukan preventif, pengendalian lebih dini sebelumnya. Kami mengenal hama dengan baik, jadi kami tahu upaya pencegahannya," tutur Amran, Senin (4/8).

WBC yang menyerang sawah ini juga dianggap tidak akan mengganggu stok beras. Hal terbut karena produksi beras hingga saat ini masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Masalah hama ini juga tidak akan memberatkan petani lantaran adanya asuransi yang didapatkan petani.

"Hingga hari ini produksi padi 1,7 juta ton. Kebutuhan beras rastra itu 200.000 per bulan. Artinya sampai delapan bulan kebutuhan beras masih dapat terpenuhi," jelas Amran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×