Reporter: Mona Tobing | Editor: Johana K.
JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) memastikan bahwa impor beras tetap dibuka. Hanya saja, impor beras dikhususkan untuk beras premium jenis khusus. Tahun ini, impor beras diperkirakan mencapai 400.000 ton.
Yusni Emilia Harahap, Direktorat Jendral (Dirjen) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) mengatakan, ada jenis beras khusus yang memang tidak diproduksi dalam negeri. Pasarnya juga berbeda yakni dikhususkan untuk hotel, restoran, rumah sakit (RS), apotek dan bagi warga negara asing yang tinggal di dalam negeri.
Tiga jenis beras premium yang diimpor asal Thailand yakni beras Thai Hom Mali. Beras asal Jepang yakni Beras Japonica dan Beras Basmati asal India dan Pakistan.
“Jenis beras tersebut bukan kearifan lokal. Jadi tidak bisa diproduksi lagipula kebutuhannya untuk pasar khusus,” tandas Emilia.
Emilia memprediksi tonase impor beras premium tahun ini dibawah 400.000 ton. Meski diakui berapa besarnya diputuskan oleh Menteri Perkekonomian. Tahun 2014, dalam catatan KONTAN, Bulog membeli beras premium sekitar 400.000 ton. Sementara pada tahun 2013 realisasi impor beras premium sebesar 472.664 ton.
Jika tahun ini realisasi impor beras jenis khusus lebih rendah. Didorong jenis beras unggul yang memiliki karakteristik citarasa dan aroma khusus seperti beras premium.
Ada sekitar enam beras yang memiliki mendekati karakteristik beras premium. Rinciannya, beras Pandanwangi asal Jawa Barat. Lalu, Rojolele dari Jawa Tengah, Mentik asal Jawa Tengah. Siam Unus asal Kalimantan Selatan. Raja Uncak dari Kalimantan Barat dan Adaan dari Kalimantan Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News