Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) berencana mendirikan 1.000 Balai Latihan Kerja (BLK) di lembaga pendidikan keagamaan alias pondok pesantren.
Pendirian BLK diharapkan dapat meningkatkan keterampilan teknis berproduksi atau keahlian vokasi sesuai kebutuhan pasar kerja maupun sebagai bekal berusaha.
Sejak 2017, jumlah pendirian BLK terus ditambah dari mulanya hanya 50, lalu menjadi 75 BLK pada 2018, dan melonjak menjadi 1.000 BLK pada tahun ini.
Kejuruan pelatihan yang ditawarkan meliputi kejuruan teknik otomotif, teknik las, pengolahan hasil pertanian atau hasil perikanan, perkayuan, teknologi informasi dan komunikasi, menjahit, industri kreatif, dan bahasa.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani mengatakan, pembangunan BLK sejak 2017 memang telah didesain lebih modern, baik dari segi kurikulum maupun cara pelatihannya.
"Kami Kadin juga terlibat di situ sesuai dengan kerja sama dengan Kemnaker pada April 2016 lalu. Dulu pendekatan lebih teori, sekarang praktiknya diperbanyak," kata Rosan saat ditemui usai menghadiri acara Penandatanganan Perjanjian Kerja sama BLK Komunitas, Rabu (20/2) yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.
Rosan menjelaskan, nantinya seluruh santri yang mengikuti pelatihan akan menerima sertifikat yang resmi dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Dengan sertifikat tersebut, diharapkan industri bisa lebih mudah menyerap karena keterampilan dan kompetensi telah sesuai dengan standar yang dibutuhkan.
Pelatihan di BLK berlangsung sekitar tiga sampai enam bulan tergantung kompetensi pelatihan. Sementara, para instruktur pelatih sebelumnya juga telah diberikan pengayaan dan pelatihan selama enam bulan sebelum terjun mengajar di BLK.
Kadin pun menyarankan, agar BLK juga jeli dan memanfaatkan industri dan perusahaan yang ada di sekitar. "Kita beri masukan agar kompetensi pelatihan di BLK tersebut disesuaikan dengan industri yang ada di sekitarnya," ujarnya.
Ia juga bilang bakal mendorong industri dan perusahaan yang merupakan anggota Kadin agar mau menyerap tenaga kerja dari BLK di kawasannya.
Kendati harapan utamanya BLK dapat mencetak tenaga kerja terampil untuk diserap industri dan perusahaan, Rosan juga berharap agar BLK tetap melatih kemampuan berwirausaha.
"Tidak mungkin juga kalau semuanya bisa terserap di industri, sehingga kita juga dorong agar mereka bisa menjadi pengusaha juga," tandas Rosan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News