kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,10   9,52   1.07%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian PUPR akan desain rehabilitasi jaringan irigasi Food Estate di Kalteng


Rabu, 24 Juni 2020 / 18:44 WIB
Kementerian PUPR akan desain rehabilitasi jaringan irigasi Food Estate di Kalteng


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)  Basuki Hadimuljono mengatakan, tahun ini Kementerian PUPR akan melakukan rehabilitasi jaringan irigasi lahan food estate di Kalimantan Tengah.

"Tahun ini PUPR akan mendesain rehabilitasi jaringan irigasi sebanyak 165.000h hekatare. Tahun depan akan kita mulai dengan menggerakkan BUMN, Menhan juga termasuk," ujar Basuki dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR, Rabu (24/6).

Baca Juga: Belanja Kementerian PUPR 2021 direncanakan Rp 115,58 T, ini proyek yang akan dibangun

Menurut Basuki, Kementerian Pertahanan turut dilibatkan karena ketahanan pangan merupakan salah satu ketahanan non militer.

"Ketahanan pangan itu diperlukan untuk ketahanan non militer. Beliau [menhan] akan menggerakkan pemuda-pemuda yang dibekali dengan kompetensi komputer dan pertanian," tambah Basuki.

Basuki menerangkan, Kalimantan Tengah memang dipilih sebagai lokasi food estate di Indoenesia. Dia menjelaskan, ada 295.500 ha lahan eks gambut di Kalteng yang berpotensi dikembangkan.

Baca Juga: Hutama Karya menanti sertifikat laik operasi jalan tol Pekanbaru - Dumai

Namun, dari total luas tersebut ada 165.000 lahan yang sudah cetak sawah dan memiliki jaringan irigasi. Dari luas tersebut, baru sekitar 85.5000 ha yang fungsional atau diolah oleh petani setiap tahun. Sementara sisanya, yakni 79.500 ha masih membutuhkan peningkatan irigasi.

"Ini sudah dicetak sawah tetapi karena tidak dikerjakan dia menyemak kembali. Ini perlu peningkatan jaringan irigasinya," jelas Basuki.

Sementara itu, dari total lahan fungsional, 57.2000 ha yang dipelihara secara reguler sementara hanya 28.300 ha dalam kondisi irigasi yang baik. Kerena itu, dia mengatakan akan dilakukan intensifikasi terhadap 57.200 ha lahan tersebut.

Baca Juga: Komisi V DPR upayakan kenaikan anggaran Kementerian PUPR di 2021

Berdasarkan data yang diperoleh Kementerian PUPR, dari 57.200 ha lahan tersebut, produksi padi yang dihasilkan baru 1,7 ton hingga 2,9 ton per hektare. Menurut dia ada tiga hal yang menjadi masalah utama,

Pertama, ada masalah pada irigasi sehingga air mengalir, zat besi naik ke permukaan sehingga muncul warna merah kekuningan. Kedua, air yang tak mengalir, menyebabkan ada genangan sehingga pupuk tidak efektif. Selanjutnya, banjir kerap terjadi karena daerah tersebut daerah rawa dan jarang dipelihara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×