kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.428.000   -57.000   -2,29%
  • USD/IDR 16.602   11,00   0,07%
  • IDX 7.916   -209,10   -2,57%
  • KOMPAS100 1.090   -29,49   -2,63%
  • LQ45 772   -7,67   -0,98%
  • ISSI 281   -10,34   -3,54%
  • IDX30 401   -4,69   -1,16%
  • IDXHIDIV20 453   -1,70   -0,37%
  • IDX80 121   -1,88   -1,53%
  • IDXV30 129   -2,46   -1,87%
  • IDXQ30 127   -0,85   -0,66%

Pemerintah Akan Perkuat Investasi di Riset dan Teknologi untuk Dongkrak Hilirisasi


Rabu, 27 Agustus 2025 / 19:07 WIB
Pemerintah Akan Perkuat Investasi di Riset dan Teknologi untuk Dongkrak Hilirisasi
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu di ajang OCBC One Connect 2025.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Todotua Pasaribu, menegaskan pentingnya investasi yang berfokus pada dua aspek utama, yakni pendanaan dan teknologi, sebagai kunci akselerasi hilirisasi mineral dan pengembangan industri manufaktur pengolahan di Indonesia.

“Jadi Badan Mineral yang kemarin dibentuk oleh Presiden itu kan kepalanya adalah Menteri Energi. Ini sebenarnya tindak lanjut daripada Presiden waktu pertemuan dengan sekitar 2.000-an researcher yang ada di Indonesia,” kata Todotua kepada awak media dalam acara OCBC One Connect, Rabu (27/8).

Todotua menjelaskan, Presiden ingin memperkuat riset dan pengembangan (R\&D) teknologi di sektor rare earth atau mineral. 

Baca Juga: Pertamina Ungkap Alasan Tunjuk Todotua Pasaribu jadi Wakil Komisaris Utama

Menurutnya, Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat besar, namun pengelolaannya membutuhkan kemitraan teknologi dengan negara-negara yang sudah lebih maju seperti China dan Amerika Serikat.

“Ini memang harus kita fokuskan, makanya badan mineral ini dibentuk supaya kita juga punya kesiapan. Konteks ini lebih kepada spesial downstream. Kita mau membawa proses pengolahan dan manufakturnya,” ujarnya.

Ia menambahkan, pendekatan tersebut diharapkan mampu mendorong hilirisasi mineral tidak hanya berhenti pada tahap pemurnian dasar, tetapi juga berkembang menjadi basis industri manufaktur pengolahan dengan nilai tambah lebih tinggi.

Baca Juga: Bahlil: Badan Industri Mineral di Bawah Presiden Prabowo, Bukan Kementerian ESDM

“Dalam konteks lembaga mineral ini. Itu dalam konteks memang terhadap mineral-mineral yang memang butuh lebih spesifikasi lagi dalam segi research teknologinya,” tandas Todotua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×