Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID -
JAKARTA. Wabah virus corona yang semakin meluas berdampak negatif terhadap berbagai sektor, tak terkecuali bagi bisnis Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Terkait dengan wabah Covid-19 saat ini, Kementerian BUMN saat ini sedang melakukan pemetaan BUMN mana saja yang akan terkena dampak Covid-19," ujar Menteri BUMN Erick Thohir dalam rapat kerja secara virtual dengan Komisi VI DPR RI, Jumat (3/4).
Sebagai contoh, Kementerian BUMN mengantisipasi akan adanya peningkatan non performing loan (NPL) pada Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), terutama pada kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Karena kita tahu dengan policy dari pemerintah yang bunga UKM dan lain-lain ditunda, lalu semua industri juga terdampak. Nah ini pasti akan ada peningkatan NPL di Himbara," lanjut Erick.
Baca Juga: Erick Thohir paparkan pemetaan BUMN berdasarkan portofolio
Erick melanjutkan, cashflow PLN dan Pertamina juga akan terganggu dengan menurunnya nilai kurs rupiah. Sebab, PLN memiliki obligasi yang sebagian besar dalam mata uang dolar.
Sementara itu, Pertamina dalam melakukan impor minyak menggunakan mata uang dolar, meskipun menjual dalam kurs rupiah. Untuk itu, Erick mengatakan pihaknya juga sudah melakukan rapat dengan direksi Pertamina untuk memastikan bagaimana kondisi cashflow mereka.
Ini dilakukan untuk mengantisipasi agar jangan sampai Pertamina dalam kondisi yang mengkhawatirkan nantinya.
"Lalu yang pasti tentu penurunan pendapatan untuk BUMN sektor pariwisata dan transportasi. Nah ini juga yang tentu sangat memberatkan," ungkap Erick.
Tak hanya itu, dampak dari wabah virus corona juga turut menyasar pada utang-utang BUMN yang akan jatuh tempo. Seperti Garuda Indonesia, ada obligasi senilai US$ 500 juta yang akan jatuh tempo pada Juni 2020.
Erick menyampaikan, sebenarnya BUMN telah memiliki jalan keluar yang sangat baik ketika ibadah haji dan umrah bisa tetap berjalan.
"Kami tutup beberapa penerbangan luar negeri yang sudah tidak efisien, tetapi mengutamakan penerbangan dalam negeri. Namun, karena sekarang ditutup semua, sudah tentu menjadi cashflow-nya sangat negatif," paparnya.
Selain itu, Bulog juga menghadapi tekanan utang jangka pendek dikarenakan keterbatasan kas dan penumpukan inventory. Di mana kas jangka pendek ini berasal dari Himbara.
Namun demikian, Erick telah melakukan rapat bersama dengan Bulog, Menteri Sosial, dan beberapa menteri lainnya untuk mencari jalan keluar. Hasilnya, sesuai dengan Perppu, maka sekarang inventory akan digelontorkan sebagai bantuan sosial langsung kepada rakyat.
Selanjutnya ada BUMN karya yang menghadapi fixed coupon obligasi jangka panjang dengan kondisi tingkat bunga yang rendah saat ini.
"Kita tahu semua proyek yang jangka panjang dibiayai oleh Himbara dengan pinjaman jangka pendek. Untungnya, kemarin sudah ada solusi dengan Kementerian Keuangan, kemungkinan kita akan coba utang-utang jangka pendek ini dijadikan jangka panjang," kata Erick.
Melalui opsi ini, maka program pemerintah dalam melakukan pembangunan infrastruktur akan tetap bisa berjalan.
Baca Juga: Garuda Indonesia bakal rampingkan enam anak dan cucu perusahaan, apa saja?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News