kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Kemensos gelontorkan Rp 10 miliar untuk korban Merapi


Kamis, 07 April 2011 / 20:04 WIB
Kemensos gelontorkan Rp 10 miliar untuk korban Merapi
ILUSTRASI. Persiapan lebaran Bank Bukopin: Pelayanan nasabah di Kantor Cabang Utama Bank Bukopin, Jalan S. Parman, Jakarta Barat, Jumat (3/9). Bank Bukopin menyiapkan uang tunai untuk mengisi Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sebesar Rp 200 miliar dan Rp 500 miliar untuk


Reporter: Hans Henricus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Keterlibatan Kementerian Sosial cukup besar dalam penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi paska bencana letusan gunung Merapi. Menurut Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri, instansi pimpinannya itu sudah menggelontorkan Rp 10 miliar hingga kini.

Salim menjelaskan, alokasi anggaran itu untuk bantuan sosial seperti jatah hidup (jadup), santunan kematian, dan hunian sementara (huntara). Salim tidak menjelaskan berapa total anggaran yang disiapkan Kementerian Sosial untuk bencana Merapi. Tapi, kata dia, dana bencana pada Kementerian Sosial mencapai Rp 400 miliar untuk tahun 2011.

Salim menambahkan, pemerintah menggelontorkan jadup sebesar Rp 5.000 per orang setiap harinya untuk korban Merapi dalam bulan ini. Dana itu akan mengucur bagi para korban Merapi yang hingga kini masih bermukim di hunian sementara. "Jumlahnya sekitar 2.600 kepala keluarga," kata Salim usai rapat terbatas penanganan paska bencana letusan dan banjir lahar Merapi di kantor Wakil Presiden, Kamis (7/4).

Rencananya, pemerintah akan menambah jangka waktu pemberian jadup antara 3 sampai 6 bulan ke depan. "Masih dalam pembicaraan tapi akan ditambah," janji Salim.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat nilai kerugian dan kerusakan akibat letusan Merapi tahun lalu mencapai Rp 4,23 triliun. Rinciannya, nilai kerugian mencapai Rp 3,089 triliun dan nilai kerusakan sebesar Rp 1,138 triliun.

Adapun kerugian terbesar dialami sektor pertanian dengan nilai kerugian mencapai Rp 1,326 triliun atau 43% dari total nilai kerugian. Kemudian, kerugian sektor industri dan UMKM menempati posisi kedua sebesar Rp 382 miliar atau 12,4% dari nilai kerugian.

Sedangkan kerusakan terbesar terjadi pada sektor perumahan mencapai Rp 440 miliar atau 39% dari total nilai kerusakan. Menyusul berikutnya kerusakan sektor sumber daya air dan irigasi mencapi Rp 147 miliar atau 13% dari total nilai kerusakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×