Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perundistrian (Kemenperin) melaporkan hingga akhir kuartal III 2022, terdapat 4.202 Industri Kecil Menengah (IKM) yang telah bergabung dalam program e-Smart IKM.
"839 diantaranya berhasil onboarding di marketplace, lalu sebanyak 12 IKM di antaranya juga telah menerapkan teknologi 4.0 pada lini produksi," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita dalam keterangan dikutip, Senin (9/1).
Reni menjelaskan, adapun salah satu pilot project penerapan teknologi 4.0 pada lini produksi dilakukan oleh IKM pangan yang mengimplementasikan cloud computing, big data & Artificial Intelligent.
"Tujuannya untuk meningkatkan kualitas bahan baku, efisiensi proses produksi dan forecast tren penjualan produk," jelas Reni.
Baca Juga: Sepanjang 2022, Kementerian Catat Sektor IKM Serap Tenaga Kerja Rp 12,39 Juta Orang
Setelah bergabung di e-Smart IKM, IKM berhak mendapatkan pembinaan workshop literasi digital, digital marketing, onboarding pemasaran digital, optimisasi e-commerce dan pengembangan bisnis.
Dalam mendukung IKM dapat onboarding ke marketplace, Ditjen IKMA menyinergikan program e-smart IKM dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).
Pada bulan Juni 2022, Ditjen IKMA menggandeng Pemerintah Provinsi Lampung menggelar Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dengan tema “LagawiFest, Lampung Bangga Wirausaha Industri”.
Dari 30 IKM unggulan LagawiFest, terdapat dua IKM LagawiFest berhasil terpilih menjadi IKM Inspiratif dalam Anugerah Bangga Buatan Indonesia 2022 yang digelar pada Desember 2022, yaitu IKM Littlemonq dengan produk mainan anak pada kategori kriya dan IKM Devies Ice Cream dengan produk ice cream pada kategori kuliner.
Baca Juga: 2022 Menjadi Tahun Bangkitnya Industri Pariwisata dan Perhotelan, Berikut Kata OYO
Menurut Reni, melalui Program Gernas, IKM-IKM potensial dan berkualitas dapat semakin terangkat dan dikenal masyarakat.