kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.895.000   -28.000   -1,46%
  • USD/IDR 16.295   15,00   0,09%
  • IDX 7.176   -23,15   -0,32%
  • KOMPAS100 1.044   -7,03   -0,67%
  • LQ45 815   -3,41   -0,42%
  • ISSI 226   -0,18   -0,08%
  • IDX30 426   -2,13   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   0,07   0,01%
  • IDX80 118   -0,55   -0,47%
  • IDXV30 121   0,13   0,11%
  • IDXQ30 139   -0,23   -0,17%

KemenKopUKM siapkan anggaran Rp 13 miliar untuk pembangunan factory sharing di Sragen


Rabu, 29 September 2021 / 10:37 WIB
KemenKopUKM siapkan anggaran Rp 13 miliar untuk pembangunan factory sharing di Sragen
Menkop dan UKM Teten Masduki mengunjungi workshop furnitur milik Mardi Furniture di Sragen.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) tengah mempersiapkan pembangunan factory sharing untuk klaster produk unggulan ekspor furniture di Sragen, Jawa Tengah. Dalam pembangunan factory sharing ini, KemenKopUKM siap menggelontorkan anggaran senilai Rp 13 miliar.

Untuk rencana tersebut Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meninjau lahan yang akan dipersiapkan untuk pembangunan factory sharing sekaligus mengunjungi workshop furniture milik Mardi Furniture di Sragen, Selasa (28/9) kemarin.

Factory sharing merupakan solusi bagi UMKM di klaster furniture agar para perajin memiliki standar dan mutu yang sama dengan industri. Dalam factory sharing ini, pengolahan kayu, pengeringan, hingga proses setengah jadi dikerjakan dengan standar industri. Mengingat furniture merupakan salah satu produk unggulan ekspor, standardisasi produk sangat penting.

Baca Juga: Indonesia ekspor 150 ton biji kopi produksi Koperasi Gunung Luhur ke Arab Saudi

“UMKM bisa maklon di sana (factory sharing) bersama-sama yang dikelola oleh koperasi. Sehingga produk UMKM punya kualitas yang tak kalah dengan industri. Ini membuat waktu produksi lebih cepat dan daya saing tinggi UMKM," jelas Teten dalam keterangan resmi, Rabu (29/9).

Terkait factory sharing juga tak luput dari pembangunan ekosistem berupa tempat pelatihan serta koperasi sebagai agregator dan offtaker. Agar produk UMKM masuk ke pasar ekspor, juga penting merekrut SDM yang berkompeten.

Teten menambahkan, kelembagaan yang perlu diperbaiki. Oleh karenanya diperlukan pelatihan vokasi untuk mencetak perajin yang berkualitas didukung pengembangan produk supaya bisa mengikuti selera market.

Factory sharing, merupakan salah satu program prioritas kementeriannya. Saat ini anggaran tersedia dan lahannya  sudah ada. Namun catatannya, menurut Teten, dari kelembagaannya yakni koperasi perlu diperkuat. Koperasi bertugas mempertemukan UMKM dengan para buyer.

Baca Juga: KemenkopUKM libatkan asosiasi PKL untuk penyaluran dana BLT Rp 1,2 juta




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×