Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) berkomitmen meningkatkan kerja sama dalam pengembangan UMKM, terutama terkait kemitraan dengan usaha besar.
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, kemitraan bagi UMKM sangat penting. Hal ini mengingat struktur ekonomi Indonesia saat ini masih didominasi oleh produsen kecil seperti petani, nelayan, dan peternak.
“Kami membahas banyak hal dan ada beberapa poin penting. Intinya, untuk bisa suplai industri dan market tidak mudah, produsen kecil harus diagregasi oleh usaha besar,” kata Teten usai menerima audiensi Ketua KPPU di kantornya, Senin (19/2).
Teten mengatakan, beberapa poin yang dibahas dengan KPPU dalam pertemuan hari ini.
Baca Juga: KemenKopUKM Bersama KNKG Siap Adopsi PUG-KOPIN untuk Perbaiki Ekosistem Koperasi
Pertama, kolaborasi dengan KPPU untuk fokus mengenai kemitraan usaha besar dan kecil. Hal tersebut menjadi salah satu peluang yang memungkinkan UMKM bisa naik kelas, sekaligus meningkatkan kualitas produk.
Kedua, soal monopoli pasar digital. Ketiga, terkait implementasi pengadaan barang dan jasa Pemerintah yang mengharuskan 40% produk lokal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah (APBN/APBD) untuk dibelanjakan produk atau jasa dari pelaku UMKM.
“Poin-poin tersebut yang ingin kami kerja samakan dan perkuat. Termasuk kami juga ingin mengkaji dan mereview kebijakan investasi supaya investor besar dari luar bisa bermitra. Selama ini, kemitraan masih bersifat charity saja, kita ingin mendorong UMKM masuk ke dalam rantai pasok industri yang menjadi core businessnya,” jelas Teten.
Baca Juga: Pemerintah Targetkan KUR 2024 Capai Rp 300 Triliun, Perbankan Yakin Bisa Tercapai
Menurut Teten, peningkatan kemitraan usaha kecil dan usaha besar dilakukan untuk memudahkan suplai industri dan membuka market.
“Produsen kecil harus diagregasi. Petani yang ke pengepul tidak dilihat oleh ekosistem bank. Tapi ketika sudah ada kepastian dan kemitraan dengan usaha besar, usahanya menjadi semakin baik sehingga bisa bankable,” terang dia.
Terkait ekonomi digital, Menteri Teten mencontohkan China yang menjadikan ekonomi digital sebagai pilar ekonomi baru.
Kontribusi ekonomi digital di negara itu terhadap GDP mencapai di atas 40%. Hal itu menjadikan transformasi digital di China melahirkan sumber-sumber pendapatan baru yang menopang perekonomian di negara itu.