kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.424   4,00   0,02%
  • IDX 7.156   61,65   0,87%
  • KOMPAS100 1.042   11,99   1,16%
  • LQ45 813   10,32   1,29%
  • ISSI 224   1,28   0,58%
  • IDX30 424   4,95   1,18%
  • IDXHIDIV20 505   2,98   0,59%
  • IDX80 117   1,42   1,22%
  • IDXV30 119   0,29   0,25%
  • IDXQ30 139   1,52   1,11%

Kemenkeu: Uang kita habis untuk subsidi BBM


Kamis, 13 Februari 2014 / 13:40 WIB
Kemenkeu: Uang kita habis untuk subsidi BBM
ILUSTRASI. Berikut 5 Cara Mengetahui Bahwa Seseorang Telah Memblokir Akun Instagram Kita


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani mengatakan, tantangan ekonomi Indonesia sangat berkaitan erat dengan ketahanan energi.

Pasalnya, di tengah penurunan produksi minyak mentah setiap tahun, kebutuhan akan energi semakin banyak. Sementara itu, saat ini nilai tukar rupiah semakin tertekan. Impor minyak pun semakin menguras cadangan devisa.

"Uang kita habis untuk BBM (bahan bakar minyak) subsidi. Harus ada effort yang sistematis," kata Askolani, di Jakarta, Kamis (13/2/2014).

Dalam Diskusi Panel Enhanced Oil Recovery (EOR) III tersebut, Askolani mengatakan, konsumsi BBM bersubsidi semakin membengkak. Tahun ini diperkirakan kebutuhannya mencapai 49 juta kiloliter. Negara pun harus merogoh kocek Rp 350 triliun.

Di sisi lain, produksinya terus turun, dari sekitar 860.000 barrel per hari (bph) pada 2013, menjadi 804 ribu bph. Menurut Askolani, missmatch antara produksi dan kebutuhan energi ini dapat mengganggu keseimbangan anggaran di pemerintah.

"Bayangkan tidak ada minyak lagi, padahal konsumsi terus meningkat. Kita bukannya dapat uang, tapi ganggu cadangan devisa 100 miliar dollar AS," terang Askolani.

"Melihatnya bukan saat ini saja, tapi 20-30 tahun ke depan bagaimana ketahanan energi ini? Harus melihat makro. EOR ini harus untuk nahan supaya tidak jadi masalah," katanya. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×