kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PDIP: Janji menambah anggaran subsidi


Senin, 10 Februari 2014 / 15:49 WIB
PDIP: Janji menambah anggaran subsidi
ILUSTRASI. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan target produksi batubara nasional 2022 belum berubah.. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/hp.


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Tri Adi

JAKARTA. Di mata Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), subsidi merupakan hak yang sudah semestinya diterima oleh seluruh penduduk. Soalnya, ada perbedaan tingkat kemampuan ekonomi tiap masyarakat. Ada yang mampu tapi banyak kalangan masyarakat yang masuk kategori tidak mampu bahkan sangat miskin.

Kelompok masyarakat ini yang tidak memiliki akses lebih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Nah, untuk menjamin seluruh masyarakat mampu memenuhi kebutuhannya, subsidi dari pemerintah punya peranan besar.

Karena itu, partai berlambang banteng dengan moncong putih ini mendukung penuh kebijakan pemberian subsidi. Bahkan, mereka malah mendorong agar anggaran subsidi terus ditambah jumlahnya.

Maruarar Sirait, Ketua PDIP, menegaskan, salah besar jika pemerintah mengurangi bujet subsidi dengan alasan keterbatasan anggaran. Sebab, keuangan pemerintah jauh lebih dari cukup. Misalnya, untuk subsidi bahan bakar minyak (BBM), pemerintah bisa menyuntikkan dana tambahan sebesar Rp 58 triliun, tanpa harus menaikkan harga premium dan solar.

Anggaran tersebut bisa pemerintah ambil dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) 2013 serta hasil penghematan bujet setiap kementerian dan lembaga. "Subsidi harus dipenuhi oleh pemerintah, jangan dikurangi, karena perintah undang-undang," tegas Anggota Komisi Keuangan (XI) DPR ini.

Itu sebabnya, Maruarar menyatakan, PDIP akan terus memperjuangkan kebijakan pemberian subsidi. "Tujuannya adalah supaya masyarakat miskin diuntungkan," ujar dia.

Baik energi ataupun non-energi, partai peserta Pemilu 2014 nomor 4 ini memandang, subsidi mampu memperbaiki perekonomian khususnya masyarakat tidak mampu. Sebab, daya beli masyarakat tetap terjaga. "Subsidi kalau dikurangi berpotensi menggangu stabilitas," kata Maruarar.

Selain sektor energi, sektor yang mesti mendapatkan penambahan anggaran subsidi adalah pangan. Soalnya, sektor ini juga punya peran sangat penting bagi ketahanan pangan. Subsidi pangan antara lain mengalir untuk pengadaan pupuk murah. "Petani selalu mengalami kendala produksi lantaran persoalan harga pupuk," ujar Maruarar.

Akibatnya, target swasembada pangan selalu saja meleset. Tahun 2014 pemerintah memasang target produksi pangan yang tidak sedikit. Ambil contoh, target produksi beras tahun ini mencapai 45 juta ton, gula sebesar 5,7 juta ton, kemudian jagung sebanyak 29 juta ton, serta kacang kedelai 2,7 juta ton.

Dewi Aryani, Anggota Fraksi PDIP di DPR, menambahkan, partainya juga menjanjikan politik subsidi yang lebih baik lagi untuk tahun-tahun mendatang. Pasalnya, kebijakan subsidi saat ini yang justru memberikan tekanan ekonomi bagi masyarakat. "Pengurangan subsidi, baik listrik dan BBM, berdampak buruk. Harga-harga kian melambung," tutur Dewi.

Memang, Anggota Komisi Energi (VII) DPR ini bilang, anggaran belanja negara tak hanya subsidi, ada juga untuk sektor infrastruktur. Tapi, menurutnya, pemerintah bisa memakai cara lain untuk membiayai sektor-sektor di luar pos belanja subsidi.

Selain subsidi, PDIP juga menjanjikan program bantuan. Cuma, bukan bantuan tunai melainkan beasiswa atau berupa pinjaman usaha.

Semoga bukan pepesan kosong.      



Tidak realistis menambah subsidi energi

Janji Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berupa kenaikan anggaran subsidi energi tidak realistis. Apalagi, Enny Sri Hartati, Direktur Indef, bilang, dalam kondisi kocek negara yang pas-pasan.

Tambah lagi, produksi minyak Indonesia terus turun dari tahun ke tahun, tak sampai 900.000 barel per hari. Dengan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri yang terus melonjak, pemerintah tidak punya pilihan lagi selain impor.

Justru, menurut Enny, kebijakan yang ditunggu terkait subsidi energi adalah, bagaimana caranya pemerintah lepas dari jerat subsidi energi yang tahun ini mendekati angka Rp 300 triliun. Salah satu caranya, mendorong program diversifikasi energi supaya berjalan. Sebab, "Selama ini program diversifikasi energi tidak jalan, sehingga BBM masih menjadi pilihan utama," kata Enny.

Akibatnya, anggaran pendapatan dan belanja negera (APBN) terus memikul beban subsidi energi yang kian berat. Alhasil, program sektor lainnya menjadi terganggu. Padahal, bujet subsidi energi yang ratusan triliun rupiah tersebut bisa dialihkan ke sektor yang tak kalah penting, seperti  infrastruktur dan transportasi.

Cuma, kalau memang mau menambah subsidi, Enny sepakat dengan program PDIP yang ingin menaikkan subsidi pangan. Tapi dengan catatan, subsidi itu mengalir lewat mekanisme yang tepat, sehingga produktivitas pertanian bisa meningkat. Industri pertanian harus mendapat dukungan pemerintah agar lebih modern.

Hanya, Burhanuddin Muhtadi, pengamat politik, bilang, sudah menjadi rahasia umum jika setiap partai politik hanya menawarkan program-program populis seperti menambah anggaran subsidi. Jadi, wajar kalau PDIP melakukan hal tersebut.

Apalagi, selama ini partai berlogo banteng dengan moncong putih ini dikenal sebagai kendaraan politik yang memposisikan diri sebagai partai wong cilik alias yang membela kepentingan masyarakat kecil. Untuk meraih dukungan, mereka akan mengangkat isu-isu semacam  kenaikan subsidi.

Namun, menurut Burhanuddin, tidak gampang mempertahankan pola-pola seperti itu dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. Jumlah pemilih usia muda dan yang berasal dari kelas menengah bertambah. Dan, mereka tidak mudah termakan isu-isu semacam kenaikan anggaran subsidi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×