kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenkeu sosialisasikan diaspora bonds di empat KBRI ini


Kamis, 18 Juni 2020 / 16:23 WIB
Kemenkeu sosialisasikan diaspora bonds di empat KBRI ini
ILUSTRASI. Nasabah melakukan pembelian Surat Utang Negara (SUN) ritel Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR008 dengan aplikasi BNI Mobile di Kantor BNI Pusat, Jakarta, Kamis (5/9/2019). Pemerintah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) ritel untuk investor individu secara


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli

Adapun syarat utama dalam pembelian diaspora bond ini, para investor harus memiliki kartu masyarakat Indonesia di luar Negeri (KMILN). KMILN merupakan kartu tanda pengenal yang diberikan oleh pemerintah Indonesia kepada masyarakat Indonesia di luar negeri.

Menurut Deni, fungsi KMLIN ini hampir sama dengan Kartu Tanda Pengenal (KTP), yaitu untuk mengidentifikasi apakah investor terkait memang tinggal di luar negeri atau tidak.

Rencananya, diaspora bond akan diterbitkan dalam denominasi rupiah dan transaksinya dilakukan melalui sistem e-SBN. Di mana pembayarannya dilakukan melalui bank, pos, atau lembaga persepsi yang sebagian besar hanya bisa menggunakan rupiah.

Pemerintah menawarkan tenor obligasi ini selama tiga tahun, dengan bentuk fixed rate, non tradable, tanpa early redemption, dan minimal pemesanan Rp 5 juta dengan maksimal Rp 5 miliar.

Baca Juga: Diaspora bond akan atraktif jika kuponnya sekitar 7%

Deni memerinci, kajian mengenai obligasi ini sudah dimulai sejak tahun 2019 silam. Kemudian, hasil kajiannya menunjukkan bahwa diaspora bond cukup potensial untuk dikembangkan oleh pemerintah.

Menurut Deni, Kemenkeu juga sudah menunjuk piloting atau mitra distribusi untuk penerbitan diaspora bond. Mitra mistribusi ini, adalah lembaga keuangan atau lembaga sekuritas yang nanti akan membantu pemerintah dalam mendistribusikan suatu instrumen surat utang kepada masyarakat.

Secara khusus, ada 8 perbankan, 3 financial technology (fintech), serta 3 perusahaan efek atau sekuritas. Adapun dari sisi perbankan, yang ditunjuk sebagai piloting adalah PT Bank Central Asia (BCA), Maybank, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT Bank Negara Indonesia (BNI), CIMB Niaga, Panin Bank, PT Bank Mandiri, dan PT Bank Tabungan Negara (BTN).

Sementara itu, piloting dari fintech adalah Tanamduit, Bareksa, dan Invisee. Lalu dari perusahaan efek, ada Bahana Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan Trimegah Sekuritas Indonesia.

Untuk proses pemesanan, calon investor dapat melakukan pemesanan melalui sistem elektronik mitra distribusi setelah membaca ketentuan dalam memo info.

Pembayarannya dapat dilakukan melalui berbagai saluran pembayaran. Seperti teller, ATM, internet banking, mobile banking, VA, kartu kredit, uang elektronik, dan e-commerce dengan batas waktu yang sudah ditentukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×