Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Anna Suci Perwitasari
Selanjutnya, belanja modal pada periode ini tercatat sebesar Rp 20,7 triliun atau 12,4% dari pagu APBN-Perpres 54/2020 sebesar Rp 166,9 triliun. Realisasi belanja modal ini mencatat pertumbuhan terbesar di dalam pos belanja K/L, yaitu tumbuh sebesar 30,6% dibandingkan tahun lalu senilai Rp 15,9 triliun.
"Sebenarnya, pada saat bulan Januari dan Februari pemerintah pusat telah mendorong percepatan kontrak dari pos belanja ini agar bisa lebih cepat dibelanjakan. Maka dari itu, realisasi belanja modal menjadi lebih kuat," kata Suahasil.
Realisasi belanja bantuan sosial (bansos) sampai akhir April adalah sebesar Rp 61,4 triliun atau 49,1% dari pagu APBN-Perpres 54/2020 sebesar Rp 125,1 triliun. Jumlah ini naik 13,7% bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp 54,0 triliun.
Baca Juga: Wamenkeu: Realisasi belanja negara hingga April baru capai Rp 624 triliun
Suahasil menjelaskan, belanja bansos ini merupakan salah satu pos belanja yang didorong oleh pemerintah terutama di dalam periode pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Pos belanja ini, memang sengaja didorong sebagai upaya persiapan dalam menjaga konsumsi masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah.
Lebih lanjut, pemerintah telah membelanjakan pos belanja non K/L sampai dengan April 2020 sebesar Rp 179,3 triliun atau 17,7% dari pagu APBN 2020-Perpres 54/2020 senilai Rp 1.014,6 triliun. Belanja non K/L pada periode ini juga tercatat tumbuh sebesar 6,1% dari realisasi tahun lalu sebesar Rp 168,9 triliun.
Belanja non-K/L ini ditunjang oleh pembayaran bunga utang yang mencapai Rp 92,8 triliun atau 12,4% dari alokasi sebesar Rp 82,6 triliun.
Lalu, realisasi belanja subsidi adalah sebesar Rp 32,8 triliun atau 20,9% dari pagu sebesar Rp 157,3 triliun. Jumlah ini mengalami kontraksi tajam sebesar 13,5% dibandingkan dengan periode yang sebelumnya, yaitu sebesar Rp 37,9 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News