Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, realisasi total belanja pemerintah pusat hingga akhir April sudah mencapai Rp 382,5 triliun. Jumlah ini setara dengan 20,7% dari pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di dalam Perpres 54/2020 sebesar Rp 1.851,1 triliun.
Belanja pemerintah pusat tersebut juga tumbuh 3,4% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp 370,1 triliun.
Belanja pemerintah pusat ini ditunjang oleh belanja Kementerian/Lembaga (K/L) dan belanja non-K/L. Untuk realisasi belanja K/L pada periode ini adalah sebesar Rp 203,2 triliun, setara dengan 24,3% dari pagu APBN-Perpres 54/2020 yang sebesar Rp 836,5 triliun.
Baca Juga: Hingga April, defisit APBN 2020 capai Rp 74,5 triliun
Belanja K/L ini, mencatat pertumbuhan tipis sebesar 1,1% dari realisasi tahun sebelumnya senilai Rp 201,1 triliun.
Apabila diperinci, belanja pegawai pada periode ini mengalami pertumbuhan 3,2% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 66,1 triliun. Untuk realisasinya sendiri tercatat sebesar Rp 68,2 triliun atau 26,2% dari pagu APBN-Perpres 54/2020 senilai Rp 260,1 triliun.
"Sementara itu, realisasi belanja barang sebesar Rp 52,9 triliun atau kontraksi 18,8% dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 65,2 triliun. Ini artinya K/L di pusat itu memang sudah mulai berhenti atau menyetop belanja barangnya," ujar Suahasil di dalam telekonferensi, Rabu (20/5).
Jika mengacu pada alokasi APBN-Perpres 54/2020 sebesar Rp 284,5 triliun, maka realisasi belanja barang ini sudah memenuhi 18,6% dari pagu tersebut.
Selanjutnya, belanja modal pada periode ini tercatat sebesar Rp 20,7 triliun atau 12,4% dari pagu APBN-Perpres 54/2020 sebesar Rp 166,9 triliun. Realisasi belanja modal ini mencatat pertumbuhan terbesar di dalam pos belanja K/L, yaitu tumbuh sebesar 30,6% dibandingkan tahun lalu senilai Rp 15,9 triliun.
"Sebenarnya, pada saat bulan Januari dan Februari pemerintah pusat telah mendorong percepatan kontrak dari pos belanja ini agar bisa lebih cepat dibelanjakan. Maka dari itu, realisasi belanja modal menjadi lebih kuat," kata Suahasil.
Realisasi belanja bantuan sosial (bansos) sampai akhir April adalah sebesar Rp 61,4 triliun atau 49,1% dari pagu APBN-Perpres 54/2020 sebesar Rp 125,1 triliun. Jumlah ini naik 13,7% bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp 54,0 triliun.
Baca Juga: Wamenkeu: Realisasi belanja negara hingga April baru capai Rp 624 triliun
Suahasil menjelaskan, belanja bansos ini merupakan salah satu pos belanja yang didorong oleh pemerintah terutama di dalam periode pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Pos belanja ini, memang sengaja didorong sebagai upaya persiapan dalam menjaga konsumsi masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah.
Lebih lanjut, pemerintah telah membelanjakan pos belanja non K/L sampai dengan April 2020 sebesar Rp 179,3 triliun atau 17,7% dari pagu APBN 2020-Perpres 54/2020 senilai Rp 1.014,6 triliun. Belanja non K/L pada periode ini juga tercatat tumbuh sebesar 6,1% dari realisasi tahun lalu sebesar Rp 168,9 triliun.
Belanja non-K/L ini ditunjang oleh pembayaran bunga utang yang mencapai Rp 92,8 triliun atau 12,4% dari alokasi sebesar Rp 82,6 triliun.
Lalu, realisasi belanja subsidi adalah sebesar Rp 32,8 triliun atau 20,9% dari pagu sebesar Rp 157,3 triliun. Jumlah ini mengalami kontraksi tajam sebesar 13,5% dibandingkan dengan periode yang sebelumnya, yaitu sebesar Rp 37,9 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News