kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenkeu Perkirakan Defisit APBN 2022 Turun 4,3%, Ini Faktor Pendorongnya


Rabu, 12 Januari 2022 / 16:44 WIB
Kemenkeu Perkirakan Defisit APBN 2022 Turun 4,3%, Ini Faktor Pendorongnya
ILUSTRASI. Sejumlah truk pengangkut peti kemas melintas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (16/12/2021). Kemenkeu Perkirakan Defisit APBN 2022 Turun 4,3%, Ini Faktor Pendorongnya.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memprediksi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di 2022 akan menurun ke 4,3% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Adapun defisit anggaran di APBN 2022 ditetapkan sebesar Rp 868 triliun atau 4,85% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Nilai tersebut disusun sebelum adanya UU Harmonisasi Perpajakan (HPP) hingga kenaikan harga komoditas andalan Indonesia.

“Tampaknya defisit kita akan jauh lebih kecil dari target 4,85% PDB, bisa di sekitar 4,4%, 4,3%, bahkan lebih rendah,” tutur kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu dalam bincang dengan media secara virtual, Rabu (12/1).

Menurut Febrio, target defisit APBN 2022 yang sebesar Rp 868 triliun atau 4,85% dari PDB ini juga ditetapkan pada Oktober 2021, sehingga masih banyak asumsi yang belum bisa disertakan.

Baca Juga: Kemenkeu Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Tahun 2021 Mencapai 3,7%

Salah satunya yakni asumsi dengan pertimbangan reformasi perpajakan dalam Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) hingga Undang-Undang Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD).

Maka dari itu, jika memasukkan dampak dari reformasi fiskal tersebut, berbagai asumsi makro termasuk defisit fiskal kemungkinan akan lebih baik dari target APBN 2022.

Selain itu, Ia juga akan memantau kinerja APBN pada 2022 ini dan juga diharapkan bisa melanjutkan perbaikan di tahun 2021, di mana pendapatan negara berhasil melewati target.

Sementara, belanja negara akan tetap seperti yang direncanakan dan tidak menurun, yakni dari Rp 2.697,2 triliun pada outlook 2021 menjadi Rp2.714,2 triliun dalam APBN 2022.

Baca Juga: 5 Arah Kebijakan Fiskal yang Akan Dilakukan Kemenkeu di 2022

“Tentunya, dengan logika yang sama tadi kita lanjutkan pemulihan perekonomian sambil terus menjaga pemulihan ekonominya tetap berkualitas,” jelas Febrio.

Lebih lanjut, Febrio mengungkapkan, penurunan defisit ini juga akan didukung kondisi ekonomi yang sangat positif di tahun 2021. Dimana penerimaan negara tumbuh lebih dari 20% dibandingkan tahun lalu dan bahkan 15% di atas target APBN 2021.

Adapun, penopang utama penerimaan negara bisa tembus target tahun ini adalah harga komoditas andalan Indonesia di pasar global yang melonjak tajam.

Baca Juga: Efektivitas Subsidi Pajak Tahun 2022 Dikaji

Membuat Indonesia seperti tertimpa durian runtuh. Beberapa komoditas tambang yang harganya melonjak adalah batubara, nikel dan timah.

“Tapi ada juga kabar baik bahwa harga komoditas ini membawa kabar baik khususnya bagi komoditas unggulan Indonesia dalam konteks ini kami tunjukkan ada nikel, CPO, karet bahkan juga batu bara. ini adalah produk-produk yang kita banyak mendapatkan windfall sebenarnya," imbuh Febrio. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×