Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli
Nah, dikarenakan dampak dari pandemi tidak hanya dirasakan oleh 40% penduduk dengan penghasilan terbawah saja serta didukung oleh adanya kendala data, maka pemerintah kemudian memutuskan untuk memperluas cakupan penerima bansos sampai ke level 60% hingga 70% penduduk berpenghasilan terbawah di Indonesia.
"Skema yang dijalankan adalah, pemerintah tetap memberikan bansos kepada keluarga yang sudah menerima di era normal, tetapi kemudian kami memberikan tambahan lagi dikarenakan banyaknya kendala dan error tadi," kata Ali.
Tak hanya memperluas cakupan dan menambah bansos, pemerintah juga memperpanjang waktu penyaluran beberapa bansos.
Baca Juga: Belanja penanganan Covid-19 di bidang perlindungan sosial capai Rp 74,54 triliun
Seperti perpanjangan tarif diskon listrik sampai dengan September, perpanjangan penyaluran bansos tunai non-Jabodetabek dan bansos sembako Jabodetabek sampai dengan Desember, serta perpanjangan penyaluran Bantuan Langsung Desa sampai September.
"Kami berikan kepada mereka bantuan bulanan yang bentuknya apakah transfer atau bantuan sembako, baik di perkotaan maupun di desa, di Pulau Jawa atau luar Pulau Jawa. Berdasarkan implementasi terakhir, sampai saat ini sudah 95% diimplementasi. Jadi realisasinya 95% dari target penerima sudah mendapatkan bantuan," kata Ali.
Berdasarkan berbagai upaya ini, maka kendala yang pada awalnya terasa cukup berat, saat ini dinilai sudah relatif lebih ringan dan lancar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News