kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kemenkeu optimistis penyerapan bansos sampai Desember 2020 capai 95%


Minggu, 26 Juli 2020 / 13:38 WIB
Kemenkeu optimistis penyerapan bansos sampai Desember 2020 capai 95%
ILUSTRASI. Warga antre untuk mencairkan Bantuan Sosial Tunai (BST) Tahap II sebesar Rp 600.000 di Kantor Pos Besar, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (10/6/2020). Bantuan tahap dua yang pencairannya bulan Juni ini diberikan kepada 69.011 Keluarga Pen


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Analis Kebijakan Muda Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Ali Moechtar mengatakan, pemerintah memperkirakan penyerapan belanja penanganan Covid-19 di bidang perlindungan sosial bisa mencapai 95% pada bulan Desember 2020 mendatang.

"Melihat implementasi terakhir seperti yang disampaikan oleh rekan-rekan di Kementerian Sosial (Kemensos), mereka memperkirakan sampai akhir Desember 2020 itu penyerapan Jaring Pengaman Sosial (JPS) bisa mencapai 95% dari alokasi sebesar Rp 203,90 triliun dari pemerintah," ujar Ali di dalam diskusi virtual, Kamis (23/7).

Baca Juga: Kemenkeu: Penyaluran bansos PKH di masa pandemi berbeda dengan situasi normal

Sebelumnya, pemerintah juga sempat mengatakan pandemi Covid-19 bisa menambah tingkat penduduk miskin baru antara 3,02 juta sampai dengan 5,71 juta orang.

Namun, Ali mengatakan dengan proyeksi serapan sampai dengan 95% tersebut, pemerintah berharap dukungan yang diberikan bisa menekan tambahan penduduk miskin baru menjadi sekitar 1 juta orang saja.

"Jadi kami tidak perlu muluk-muluk kalau tahun ini bisa kembali seperti tahun 2019 misalnya, tetapi setidaknya kami bisa menekan kenaikan penduduk miskin baru itu menjadi seminimal mungkin," paparnya.

Sebagaimana diketahui, kendala utama dari penyaluran bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat adalah dikarenakan data yang digunakan belum sepenuhnya ter-update dengan situasi terkini.

Baca Juga: Kemenkeu akan gunakan metode asesmen Indomod untuk mengatasi kemiskinan

Maka dari itu, banyak ditemui inclusion dan exclusion error di dalam penyalurannya. Misalnya, masih adanya penduduk yang tidak berhak menerima bansos atau tidak termasuk ke dalam 40% penduduk dengan tingkat pengeluaran terbawah, tetapi malah menerima bansos.

Sebaliknya, sebagian masyarakat yang termasuk ke dalam kategori penghasilan terbawah malah tidak mendapatkan bansos.

Nah, dikarenakan dampak dari pandemi tidak hanya dirasakan oleh 40% penduduk dengan penghasilan terbawah saja serta didukung oleh adanya kendala data, maka pemerintah kemudian memutuskan untuk memperluas cakupan penerima bansos sampai ke level 60% hingga 70% penduduk berpenghasilan terbawah di Indonesia.

"Skema yang dijalankan adalah, pemerintah tetap memberikan bansos kepada keluarga yang sudah menerima di era normal, tetapi kemudian kami memberikan tambahan lagi dikarenakan banyaknya kendala dan error tadi," kata Ali.

Tak hanya memperluas cakupan dan menambah bansos, pemerintah juga memperpanjang waktu penyaluran beberapa bansos.

Baca Juga: Belanja penanganan Covid-19 di bidang perlindungan sosial capai Rp 74,54 triliun

Seperti perpanjangan tarif diskon listrik sampai dengan September, perpanjangan penyaluran bansos tunai non-Jabodetabek dan bansos sembako Jabodetabek sampai dengan Desember, serta perpanjangan penyaluran Bantuan Langsung Desa sampai September.

"Kami berikan kepada mereka bantuan bulanan yang bentuknya apakah transfer atau bantuan sembako, baik di perkotaan maupun di desa, di Pulau Jawa atau luar Pulau Jawa. Berdasarkan implementasi terakhir, sampai saat ini sudah 95% diimplementasi. Jadi realisasinya 95% dari target penerima sudah mendapatkan bantuan," kata Ali.

Berdasarkan berbagai upaya ini, maka kendala yang pada awalnya terasa cukup berat, saat ini dinilai sudah relatif lebih ringan dan lancar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×