Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu mengungkapkan, asumsi makro yang ditetapkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 sudah memperhitungkan tarif 19% dari Amerika Serikat (AS).
Ia menjelaskan, pada saat pembahasan antara pemerintah dan DPR sudah melihat perkembangan yang terjadi secara global maupun domestik.
"Jadi apa-apa saja yang terutama berdampak cukup signifikan ya pasti sudah kita consider dan masuk dalam skenario-skenario. Jadi ini sudah kita masukkan," kata Febrio kepada awak media di Jakarta, Kamis (24/7/2025).
Baca Juga: TOK! DPR-Pemerintah Sepakati Postur RAPBN 2026
Adapun DPR dan pemerintah telah menyepakati asumsi makro dalam RAPBN 2026.
Pertumbuhan ekonomi ditargetkan berada pada kisaran 5,2% hingga 5,8%, sementara inflasi diperkirakan tetap terjaga dalam rentang 1,5% hingga 3,5%.
Nilai tukar rupiah diasumsikan bergerak di antara Rp 16.500 hingga Rp 16.900 per dolar AS. Suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun dipatok di kisaran 6,6% hingga 7,2%.
Adapun harga minyak mentah Indonesia (ICP) diproyeksikan berada pada level US$ 60 hingga US$ 80 per barel.
Untuk sektor energi, target lifting minyak bumi disepakati sebesar 605.000 hingga 620.000 barel per hari, sementara lifting gas bumi dipatok pada kisaran 953.000 hingga 1.017.000 barel setara minyak per hari.
Baca Juga: DPR dan Pemerintah Sepakat Menaikkan Target Setoran Perpajakan pada RAPBN 2026
Selanjutnya: PLN Catat 20.053 Pelanggan Baru Home Charging Services pada Semester I-2025
Menarik Dibaca: Promo Chigo x Flip dengan BRI sampai 31 Juli 2025, Beli Langsung di Outlet Diskon 50%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News